26 Agustus 2009

Setelah Komitmen Desa Pintar, Lalu Apa?

Dua anak Papua belajar menggunakan internet gratis pada saat Pameran Teknologi Informasi di Jayapura, Papua. Fasilitas internet gratis yang diberikan oleh Badan Pengelola Data Elektronik (BPDE) Papua ini untuk lebih membuka wawasan warga Papua tentang manfaat teknologi informasi.

nternet akan masuk ke seluruh desa pada 2010 sangat dinantikan banyak pihak guna menerobos kebuntuan komunikasi hingga ke pelosok Indonesia. Janji untuk mewujudkannya pun sudah berulang kali disampaikan pemerintah, baik menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh maupun Dirjen Postel yang baru saja diganti akhir pekan lalu, yakni Basuki Yusuf Iskandar. Program mendorong internet desa itu dikenal dengan sebutan Desa Pintar, yang sebelumnya akan diwujudkan dengan Desa Berdering.

Untuk pertama kalinya, ketika berpidato di hadapan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Rabu (19/8) lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedikit menyinggung hal ini dan menegaskan lagi bahwa internet bisa masuk seluruh desa di Indonesia pada 2010. DPD memang merupakan perwakilan yang sangat merepresentasi daerah, sehingga wajar jika pernyataan itu bisa saja dimaknai secara politis. Hal ini karena masih banyak kendala yang dihadapi untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Sejauh mana kesiapan untuk mewujudkan itu? Akhir pekan lalu, setelah penegasan Presiden SBY, Mohammad Nuh meminta masyarakat tak perlu khawatir dan pelaksanaannya akan tercapai tepat waktu.

Bahkan di sejumlah daerah, lanjutnya, pembangunan infrastruktur sedang berjalan. Untuk Maluku dan Papua baru akan dikerjakan pada awal 2010.

Diperkirakan, tahun ini ditargetkan 32.000 jaringan dibangun dengan 72.000 desa sasaran atau sekitar 4700 kecamatan di seluruh Indonesia.

Sementara itu, anggota Masyarakat Telematika (Mastel) Mas Wigrantoro menegaskan pemerintah harus tetap mengawasi kelanjutan program tersebut.

Ada beberapa langkah yang sudah disiapkan pemerintah untuk mengembangkan jaringan tersebut yakni program universal service obligation (USO) atau telepon perdesaan di tujuh paket pekerjaan yang dimenangkan Telkomsel (lima paket) dan Indonesia Comnet Plus (Icon+) dua paket.

Program USO yang merupakan subsidi bagi masyarakat atas ketersedian akses internet tetapi apakah layanan itu sampai ke kecamatan atau tiap rumah penduduk.

Pihak Mastel juga mempertanyakan keterjangkauan ekonomi masyarakat pedesaan dalam memanfaatkan akses yang akan disiapkan tersebut. Kendala tersebut tidak hanya kemampuan akses tetapi juga bagaimana dengan kesiapan sumber daya manusia di desa untuk memanfaatkannya? Dengan demikian, upaya meningkatkan efektivitas dan kualitas jaringan yang tersedia juga perlu ditindaklanjuti oleh setiap pemerintah daerah.

Di beberapa negara berkembang, pemanfaatan akses internet pedesaan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pendampingan pertanian, perbankan dan aktivitas usaha kecil dan menengah

sumber : suarapembaharuan.com

Tidak ada komentar: