31 Oktober 2009

Sigit Sukasman, Sang Pecinta Wayang..

Sigit Sukasman (73), bukan dalang yang memegang wayang dan menggerak-gerakkan wayang. Tapi ialah dalang sejati karena cintanya pada wayang. Tiap hari ia menggambar wayang, membuat wayang, dengan tujuan agar tampilan wayang lebih hidup, agar pentas wayang menarik.

Cintanya pada dalang bisa jadi melebihi dalang mana pun. Hidupnya didekasikan untuk mengkreasi bentuk wayang. Sukasman yakin, itu tak mengurangi makna filosofis wayang. Sebaliknya, wayang akan semakin dicintai. Namun langkah Sukasman terhenti.

Sang Maha Kuasa memanggilnya, Kamis (29/10) kemarin di RS Panti Rapih Yogyakarta. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Krapyak Bantul. Ia dirawat sejak Selasa lalu, karena mengalami komplikasi gangguan jantung dan paru-paru. Namun, jam-jam menjelang ajal menjemput, Sukasman masih saja memikirkan pekerjaan seninya.

"Dengan nafas tersengal-sengal pun, ia masih saja bertanya ke saya, bagaimana patungnya, bagaiman a wayangnya. Bagaimana isi bukunya, ada yang kurang tidak," kata Yoyok Hadiwahyono, sahabatnya yang sering menemani keseharian Sukasman.

Buku yang dimaksud itu adalah buku tentang kehidupan Sukasman dan dunia yang digelutinya, yang mengantarnya menyandang predikat sebagai maestro wayang ukur satu-satunya di negeri ini. Wayang kreasinya, yang disebut sebagai wayang ukur, banyak dipakai para dalang kondang Tanah Air.

Banyak juga karyanya yang dipajang oleh instansi dan kampus, hingga dipamerkan di luar negeri. Sukasman juga seorang sutradara pentas wayang, yang menyusun cerita hingga tata pencahayaan pertunjukan. Ia jelas aktor dibelakang layar.

Selain membuat wayang, Sukasman juga perupa. Di rumahnya yang berada di Mergangsan, Kota Yogyakarta, banyak terhampar lukisan dan patung-patung fiber hasil rancangannya. Bentuknya umumnya tak lazim. Misalnya patung kuda sembrani setinggi hampir tiga meter, terbuat dari fiberglas. Patung kuda itu bersayap dan bersirip ikan.

Tidak jualan karya

Ia tidak jualan karya secara asal. Tak terhitung berapa kali karyanya ditawar dengan harga tinggi, sampai puluhan juta. Tapi dia menolak, sebab hatinya nggak sreg. "Lha wong dari niat menjual saja, begitu ada pembeli, tiba-tiba batal, itu sering juga," ujar Yoyok.

Tetapi jika hatinya sreg, Sukasman langsung memberikan karyanya gratis ke siapa pun. Ia bisa amat kaya namun memilih hidup sederhana. Tempat tidurnya hanya kasur busa yang diletakkan di atas lantai dan ditutupi selambu. Jika bepergian, ia memakai sepeda jengki, dengan alasan tidak mau menimbulkan polusi.

Sejak remaja, Sukasman mulai mengutak-atik bentuk wayang klasik menjadi wayang kreasi baru. Sosok wayang yang itu-itu saja, dirombaknya. Menurut Yoyok, satu tokoh wayang mungkin sudah puluhan kali dikreasi bentuknya. Dan itupun Sukasman belum puas.

Misalnya Gareng, ditonjolkan kecacatannya pada tangan dan mata. Gunungan yang dalam versi klasiknya mirip gunung, dibuat berbentuk bundar, bahkan digambari peta dunia. Tokoh semar yang tali pusar di perut biasanya menghadap ke bawah dan melekat di kaki, dibuatnya kelihatan di depan perut sehingga tampak bodong.

Untuk tokoh-tokoh wayang lain, ukuran badan, tangan, kaki, diperpanjang, diperlebar, hingga diperkurus. Sukasman juga membuat bentukan wayang lain-dari kulit kerbau-untuk menambah unik pentas wayang, misalnya gapura hingga kuda sembrani.

Gabungan antara wayangnya yang berwarna-warni, patung-patung fiberglass di sekitar layar, teknik tata lampu dari belakang dan depan layar, adalah perpaduan menarik, seperti menonton pentas wayang tiga dimensi. Jumlah dalang pun harus lebih dari satu, namun 3-4 orang.

Dikenal dunia

Sukasman tidak suka jika dalang menjadi superman yang mengerjakan semua pekerjaan di atas panggung, dari mendalang hingga mengisi suara semua tokoh wayang. Dalam benaknya, tugas dalang adalah mendalang. Keseluruhan pentas, disebutnya sebagai supertim .

Karena keluar pakem itulah, wayang ukurnya terhitung tidak sering pentas. Kalau mendapat order pentas pun, malah nombok. Cemoohan kadang dilontarkan mereka yang tak sepakat bahwa wayang bisa keluar dari pakemnya . Namun pria kelahiran Yogyakarta, 10 April 1937 ini tak menganggapnya masalah. Ia justru tertantang.

Dengan kenyataan bahwa namanya dikenal di dunia internasional, itu adalah bukti tak terbantahkan. Selepas tamat dari Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), tahun 1962, ia mengadu nasib ke Jakarta, dan bekerja sebagai dekorator. Dua tahun berikutnya ia diberi tugas mengonsep interior stan Indonesia dalam World Fair di New York.

Berbekal nekat, Sukasman lalu merantau ke Belanda. Sepuluh tahun di negeri kincir angin itu (1964-1974), ia setia berkreasi, menggambar wayang, membuat wayang, dan menjualnya bahkan door to door. Sekadar bertahan hidup dan membeli bahan-bahan untuk karyanya. Ia pernah menjadi buruh cuci piring di restoran.

Sukasman sudah mengecap banyak pameran internasional. Ia pun pernah mendesain interior sebuah pusat perbelanjaan di Jerman. Ketika UNESCO menetapkan wayang sebagai salah satu pusaka dunia tak benda, beberapa tahun lalu, sedikit banyak itu adalah andil Sukasman. Sebab ia sudah berteriak lantang tentang indahnya wayang Indonesia ke dunia internasional sejak 1960-an.

Seniman yang memutuskan tidak menikah ini menjalani hidup dengan sederhana. Tidurnya hanya beralas kasur busa yang ditutupi selambu. Kemana-mana ia menggunakan sepeda jengki karena tak mau menimbulkan polusi. "Ia pun tak mau memakai kompor elpiji," ujar Felix, keponakan Sukasman.

Karena ganguan pada jantungnya (lemah jantung), lima tahun terakhir Sukasman tak lagi banyak mengerjakan karya secara langsung. Ia hanya menggambar dan memberi arahan. Orang lain yang mengerjakan. Sukasman orang yang detil dan perfeksionis.

Sebuah film dokumenter tentang Sukasman dibuat setahun lalu oleh Sarang Ide Production. Judulnya Memayu Hayuning Buwono. Dimas Ari Sandi, sutradara di rumah produksi itu menuturkan, banyak hal tentang Sukasman yang menjadi pembelajaran bijak.

Benaknya tak bisa berhenti. Bangun tidur sudah langsung berpikir. Karyanya yang menurut banyak orang sudah luar biasa, bagi dia masih belum sempurna. Ia sangat bersemangat jika bercerita tentang wayang. Wayang adalah istrinya. Ia tak peduli uang.

Ia seniman yang bekerja dengan hati dan jiwa. Ia mengilmiahkan wayang. "Ia senang memaparkan wayang, namun tertutup jika menyoal kehidupannya sendiri," ujar Dimas.

Dimas melanjutkan, Sukasman adalah seniman komplet. Ia pernah mengonsep gambar untuk logo perusahaan kosmetik Mustika Ratu dan Sari Ayu. "Sukasman juga pernah mendapat penghargaan dari Sultan HB X saat pemeran Bienalle, atas dedikasinya dalam wayang. Ia juga pernah menerima Gudang Garam Life Time Achievemet," tambah Dimas.

Edi Sulistyo, pelukis yang juga dekat dengan Sukasman, mengatakan, ia kehilangan sahabat sekaligus guru. "Saya dibolehkan meminjam karyanya yakni wayang Petruk, untuk menemani lukisan-lukisan saya yang dipamerkan di Fine Art Hanoi (Vietnam), September lalu. Wayang Petruk itu masih dipamerkan disana," ujarnya sambil menangis.

Sejak kecil Sukasman sudah akrab dengan wayang, karena ia suka menggambar wayang. Sang ayah (Zainal) yang pengusaha batik, pernah diberi sekotak wayang kertas. Wayang itu jelas gampang rusak, tapi Sukasman selalu bisa memperbaiki.

Tamat SMA, Sukasman masuk ASRI karena ingin mengembangkan hobi menggambar wayang. Ternyata, di ASRI tak ada mata pelajaran menggambar wayang. Kecewa, namun Sukasman tetap menamatkan kuliahnya.

Pernah ia menunjukkan karyanya pada Ki Prayitno Wiguno, gurunya di Abiranda (lembaga pendidikan pedalangan di Keraton Yogya). Gurunya marah dan mengatakan bahwa bentuk wayang sudah sempurna, tidak boleh diutak-atik. Namun Sukasman jalan terus.

Hasrat menciptakan wayang kreasi baru sepertinya sudah menjadi candu bagi Sukasman, anak ke tujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Zainal dan Sudilah ini. Menurut Yoyok, Sukasman selalu gelisah untuk terus mencari kreasi baru dalam wayang.

Wayang ukur adalah pencapaian dia yang selalu mencari ukuran baru dari ukuran wayang yang sudah ada. "Kalau ada ide, dia bisa ngomong ke orang lain, atau nulis di mana saja, nggak peduli malam atau pagi," ujar Yoyok yang sering ditelepon dini hari oleh Sukasman ini.

Rumah Sukasman yang mengusung konsep gedeg dan kayu ini tak hanya sederhana, tapi unik. Selain karyanya yang berserakan di semua penjuru, pada dinding dan pintu, atau bagian apa saja, banyak tulisan tangannya memakai kapur. Coba simak tulisannya di pintu kayu: Penggolongan ragu ragu manusia: berhenti sebagai manusia tidak membuat orang kejawen luntur, tapi justru tumbuh subur...

Ada juga yang begini tulisannya: Dulu masyarakat adalah kawula Gusti tapi sekarang semua orang menginginkan mendapat haknya sebagai Gusti . Sementara, di sisi lain pintu, ada juga tertulis sepenggal kalimat: Budaya Jawa itu utamanya bukan untuk para ningrat dan pemimpin, tapi untuk rakyat..

"Kepada saya, ia sering bilang, mengapa banyak orang beragama, banyak tempat ibadah dibangun, tapi masih saja ada pertikaian. Mengapa orang di bumi ini tak mau hidup berdampingan dengan damai dan mengesampingkan perbedaan-perbedaan. Ia menuangkan itu dalam banyak karya. Salah satunya gunungan wayang yang berbentuk bundar. Di bagian atas, ia menggambar dua angsa/burung yang saling menautkan kepala sehingga membentuk visual jantung hati lambang cinta," papar Yoyok.

Mengejutkan

Kepergian Sukasman mengejutkan banyak pihak. Kasimo, adik Sukasman, tak mendapat firasat apa pun menjelang meninggalnya sang kakak. Hani Winotosastro, keponakan Sukasman, juga tidak mendapat firasat, misalnya mimpi. "Namun beberapa hari ini, perasaan saya kok nggak enak. Terutama pas melihat dia saat dirawat di ruang gawat darurat. Ternyata itu pertanda," kata Hani.

Edi Sulistyo yang mendapat firasat. "Tiga hari sebelum ia meninggal, saya bermimpi. Dalam mimpi, saya diberi perkutut putih," katanya.

Seniman Djaduk Ferianto yang ikut melayat bersama ratusan seniman lain berujar, "Kapan lagi kita diberi kesempatan punya orang hebat seperti dia."

Sukasman sudah terbang. Di alam sana, Sigit Sukasman pasti terus menggambar wayang dan membuatnya, tanpa batas... (Lukas Adi Prasetya)

sumber kompas

Film Indonesia Berlaga di Roma

Tiga film dokumenter dan satu film Indonesia terpilih masuk kompetisi pada Asiaticafilmmediale (Festival Film Asia) ke-10 di Roma, Italia yang berlangsung hingga 7 November mendatang.

Ketiga film dokumenter tersebut adalah "Harimau Yang Lapar" (HYL), "Pertaruhan", dan "Heaven for Insanity", sedangkan film terpilih adalah "Jamila dan Sang Presiden", demikian Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa kepada koresponden ANTARA London, Sabtu.

Menurut Musurifun Lajawa, Asiaticafilmmediale adalah festival film tahunan yang diselenggarakan Asosiasi Kebudayaan Mnemosyne, bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Italia dan Pemerintah Kota Roma.

Dikatakannya, festival bertujuan memperkenalkan karya-karya film Asia yang bermutu, namun tidak banyak dikenal di dunia internasional, termasuk Eropa.

Saat ini tercatat sekitar 50 karya film dari 20 negara di Asia, diantaranya, China, India, Indonesia, Jepang, dan Korea.

Selain pemutaran film, festival ini juga menyelenggarakan seminar dan diskusi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat Italia terhadap perkembangan dunia perfilman (cinematography) dan kesusastraan Asia.

Para tokoh perfilman Indonesia yang hadir pada festival film bergengsi dengan tema Encounters with Asian Cinema ini, diantaranya, Ratna Sarumpaet, sutradara, dan Atiqah Hasiholan, pemeran utama "Jamila dan Sang Presiden"; serta Rob Allyn, screenplay, dan Dewi Beck, co-producer HYL.

Sementara itu, co-produser Harimau Yang Lapar, Dewi Beck, Indonesia memiliki sejarah perfilman yang panjang, tetapi masih menghadapi banyak tantangan terutama dari segi biaya dan pasar.

Namun demikian, industri perfilman Indonesia terbukti cukup tangguh dan mampu menghasilkan produk-produk bermutu, ujarnya.

Selain itu, tercermin dari masuknya film-film Indonesia, termasuk HYL dalam daftar kompetisi pada festival film di Roma yang akan dibuka besok.

HYL berkisah tentang harapan untuk masa depan Indonesia dalam mengatasi masalah kemiskinan, pangan, gizi, dan pendidikan. Dengan demikian, dokumenter ini sangat tepat ditayangkan menjelang 3rd World Food Summit (KTT Pangan) yang akan berlangsung di Roma pada 16-18 November 2009.

Indonesia mengikuti festival Asiaticafilmmediale sejak tahun 2001, dengan menampilkan film Tanjung Priok (2001), Rindu Kami Padamu (2005), dan Film Indonesia (2006), demikian Musurifun Lajawa. (*)

sumber antara

Penyanyi Seriosa Indonesia Gelar Konser di AS

Penyanyi tenor Indonesia jebolan Batavia Madrigal Singers, Dani Dumadi, mendapat sambutan meriah ketika menggelar konser lagu seriosa di Washington DC, Kamis malam.

Sekitar 130 tamu asing dari berbagai kalangan, termasuk diplomat, anggota National Press Club, Washington Performing Arts Society dan komunitas Embassy Series, beberapa kali memberikan tepukan panjang selama berlangsungnya konser bertajuk "Seriosa Night-East Meets West" itu.

Dalam konser yang bertempat di Gedung KBRI Washington DC itu, Dani menggandeng penyanyi sopran Amerika Serikat, Jennifer Weintgartner.

Jennifer adalah penyanyi yang memiliki jam terbang cukup tinggi. Jennifer antara lain telah tampil dengan kelompok 7 Sopranos, Friday Morning Music Club Orchestra, Summer Opera Theatre, The Washington Savoyards, Opera Works, Bel Cantanti, New York Opera Studio dan Crittenden Summer Opera Workshop.

Diiringi permainan piano Barbara Schelstrate, kedua penyanyi beda bangsa itu mengusung lagu-lagu yang ditulis oleh para pencipta dari Indonesia, Amerika, Italia dan Inggris.

Secara bergantian, Dani dengan kostum Bali dan Jennifer yang bergaun merah menyala antara lain membawakan lagu Vaga Luna, Che Inargenti (karya Vincenzo Bellini), Gia Il Sole Dal Gange (Giovanni Battista Bononcini) dan O Del Mio Amato Ben (Stefano Donaudy).

Keduanya juga membawakan lagu-lagu yang diambil dari drama musikal seperti dari The Mikado, Pirates of Penzance, Carousel, West Side Story dan Iolanthe.

Dani dan Jennifer sendiri pernah berkolaborasi dalam "Iolanthe".

Adapun karya-karya pencipta Indonesia yang dinyanyikan Dani pada konser Kamis malam adalah Lukisan Tanah Air (Yongky Djohary), Wanita (Ismail Marzuki), serta Dalam Sakit (Ananda Sukarlan).

Jennifer juga tak mau kalah, ia melantunkan "Setitik Embun" (Mochtar Embut) dan dengan nada riang mendendangkan "Meninggalkan Kandang" (Ananda Sukarlan).

Kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang disenandungkan Jennifer pada lagu-lagu itu cukup jelas, sehingga saat ia membawakan

"Meninggalkan Kandang" --yang bercerita tentang burung camar yang melontarkan protes karena dikurung bersama ayam--, beberapa penonton yang mengerti Bahasa Indonesia tertawa-tawa.

Konser berdurasi selama hampir dua jam itu ditutup dengan sebuah kejutan, dengan Dani mengajak Duta Besar RI untuk AS, Sudjadnan Parnohadiningrat, untuk bergabung membawakan dua lagu terakhir.

Dengan iringan permainan saksofon Sudjadnan, Dani menyanyikan Bengawan Solo (Gesang) dan bersama Jennifer mengakhiri keseluruhan pertunjukan dengan "Tanah Airku" (Ibu Soed), yang ditimpali dengan `standing ovation` (tepuk tangan sambil berdiri).

Ketika ditanya ANTARA usai konser, Dani mengaku puas dengan sambutan penonton.

"Sejak awal saya memang ingin memperkenalkan kepada kalangan asing bahwa kesenian dan potensi seni di Indonesia sangat beragam. Tidak hanya musik dan lagu tradisional, di Indonesia juga ada `classical singing` (seriosa, red)," kata Dani.

Jennifer menyatakan dirinya senang dapat terlibat dalam "Seriosa Night-East Meets West", termasuk membawakan lagu-lagu Indonesia.

Ia mengungkapkan dirinya berlatih setiap hari selama satu bulan untuk dapat menyanyikan lagu-lagu Indonesia pada Kamis malam.

"Dani yang mengajari saya. Sangat senang bisa mempelajari lagu-lagu Indonesia dan cerita-cerita di balik lagunya," ujar sarjana musik dari SUNY Stony Brook dan master bidang vokal dari Westminster Choir College itu.

Dani, yang tiga tahun belakangan ini bermukim di Washington DC, telah tampil di berbagai pentas bersama Master Chorale of Washington dan bergabung dengan National Symphony Orchestra melakukan pertunjukan di Kennedy Center.

Ia juga tampil di Capitol Hill Arts Workshop melalui drama musikal Pirates of Penzance (sebagai Frederic) dan Iolanthe (sebagai Strephon). (*)

sumber anatar

150 Personel TNI Berangkat ke Lebanon

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI - Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo memberangkatkan 150 personel Satgas Kompi Mekanis TNI Konga XXIII-C1/UNIFIL ke Lebanon, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (30/10/2009). Upacara pemberangkatan tersebut dihadiri oleh, Irjen TNI - Letjen TNI Lilik AS, Kaskostrad - Mayjen TNI M. Kusnowo, Aspers Panglima TNI - Marsda TNI Agus Mudigdo, Aster Panglima TNI - Mayjen TNI Suprapto, Kapuspen TNI - Marsda TNI Sagom Tamboen dan para Asisten Operasi masing- masing angkatan.

Dalam amanatnya, Kasum TNI menyatakan bahwa misi pemeliharaan perdamaian merupakan tugas pokok TNI dalam melaksanakan kebijakan pertahanan negara seperti yang tertuang dalam pasal 10 ayat (3) UU No. 3 tahun 2002 yang merupakan salah satu bentuk operasi militer selain perang.

Menurut Kasum TNI, penugasan operasi keluar negeri, pada hakekatnya merupakan kehormatan, kebanggaan dan harga diri sekaligus kepercayaan dunia internasional bangsa Indonesia pada umumnya dan TNI pada khususnya.

Dengan kinerja dan berbagai prestasi yang ditunjukkan oleh pasukan TNI, diharapkan membuahkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap peran TNI dalam beberapa misi perdamaian PBB yang sedang berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan adanya permintaan resmi PBB untuk penambahan kompi baru, tegas Kasum TNI.

Kepada seluruh personel Satgas Kompi Mekanis TNI Konga XXIII-C1/UNIFIL, Kasum TNI menekankan : Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kita selalu diberi bimbingan, petunjuk dan kekuatan ; Melaksanakan tugas dengan penuh disiplin, dedikasi dan loyalitas, sesuai dengan jati diri prajurit sapta marga sejati ; Menjaga dan menjunjung tinggi citra kehormatan bangsa dan negara dimata dunia, khususnya di depan prajurit negara lain yang sama-sama mengemban tugas perdamaian dari PBB ; Memahami dan menguasai aturan-aturan teknis dan strategi militer, hukum militer dan protokoler internasional ; Jaga dan tingkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI maupun dengan prajurit lain yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB pada umumnya.

Autentikasi:
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Laut (P) Guntur Wahyudi

sumber okezone

Indonesia Juara Umum Kompetisi Matematika Internasional 2009

Tim Indonesia menjadi juara umum dalam Kompetisi Matematika Internasional III-2009 atau "The 3rd WIZMIC 2009 (Wizard at Mathematic International Competition 2009)" di Lucknow, India pada 27-30 Oktober.

"Peringkat juara umum itu diraih tim Indonesia setelah menyabet 10 medali emas, sembilan perak, dan lima perunggu dalam 3rd WIZMIC 2009 itu," kata staf khusus Mendiknas, Ir Sukemi, kepada ANTARA per telepon, Jumat malam.

Menurut dia, medali sebanyak itu diraih tim Indonesia dalam kategori individual contest dan team contest dalam kompetisi matematika internasional yang diikuti 207 peserta atau 52 tim dari sembilan negara.

"Untuk individual contest, tim Indonesia memborong delapan emas, tujuh perak, dan empat perunggu, sedang untuk team contest memperoleh dua emas, dua perak, dan satu perunggu, sehingga total medali adalah 10 emas, sembilan perak, dan lima perunggu," katanya.

Ia menambahkan peraih nilai tertinggi untuk kategori individual contest dalam WIZMIC 2009 adalah Henry Jayakusuma dari Indonesia.

"Selain itu, tim Indonesia juga mendapat penghargaan tertinggi yakni Overall Champion untuk kategori Group Prize atas nama Agasha, Stanley, Kevin Pratama, dan Fahmi," katanya.

WIZMIC merupakan ajang Kompetisi Matematika Internasional untuk siswa berumur di bawah 14 tahun (SMP) yang diselenggarakan di Lucknow, India sejak tahun 2007.

Dalam ajang WIZMIC yang pertama itu, Indonesia meraih dua emas, satu perak, dan satu perunggu dari kompetisi individual dan satu emas dari kompetisi tim.(

sumber antara

28 Oktober 2009

Aceh Jadi "Kampung Dunia" Pascatsunami

Kalangan birokrat, terutama bidang keprotokolan harus memahami bahwa Provinsi Aceh telah menjadi "kampung dunia" pascatsunami 26 Desember 2004, kata Sekretaris Provinsi Aceh, Husni Bahri TOB.

"Pascatsunami, Aceh mulai kedatangan berbagai tamu penting dunia untuk menyalurkan bantuan, termasuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi, sehingga provinsi ini menjadi ’kampung dunia’ di Indonesia," katanya di Banda Aceh, Senin.

Saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Keprotokolan se Aceh, Husni mengharapkan para petugas keprotokolan harus dapat memahami dan mempelajari bagaimana tatacara melayani para tamu sesuai prosedur tetap (protap) yang berlaku.

Sebaliknya, jika penempatan para tamu daerah dan negara yang datang ke Aceh tidak sesuai protap yang berlaku, maka akan memberikan kesan yang tidak baik terhadap provinsi ujung paling barat Indonesia ini, jelas dia.

"Tata cara keprotokolan baik tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan wajib diketahui oleh pihak Pemprov Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya, khususnya yang membidangi keprotokolan," kata Husni menambahkan.

Untuk itu, ia minta pejabat Pemda yang bertugas bidang keprotokolan harus betul-betul memahami aturan penempatan dan pelayanan tamu baik para pejabat di tingkat nasional maupun dunia.

"Jadi saya minta aparatur bidang keprotokolan tahu persis bagi pelayanan tamu dan para undangan lainnya sesuai posisi dan kedudukannya masing-masing," ujarnya menegaskan.

Aceh pastsunami dan konflik, katanya, berbagai agenda nasional dan internasional juga digelar di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa tersebut.

Oleh karenanya, untuk membangun hubungan yang kondusif dan efektif serta citra positif daerah dan negara maka sangat tergantung pada diplomasi dan komunikasi yang diperankan para petugas keprotokolan.

"Saya melihat pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan penanganan keprotokolan di lingkungan Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota saat ini terkesan belum maksimal," kata sekretaris provinsi.

Hal itu dapat dilihat pada suatu penyelenggaraan kegiatan pemerintah yang belum berjalan secara terkoordinasi, lancar, tertib, efektif dan efisien.

Indonesia Raih Penghargaan "Maleshevo Sings And Dances"

Kelompok tari binaan KBRI Sofia, Pesona Mawar Nusantara (PMN), meraih penghargaan "Maestro Sings and Dances" Bulgaria untuk kedua kalinya dalam Festival Internasional Maleshevo Sings and Dances di kota Strumyani, Bulgaria.

Sekretaris Dua KBRI Sofia Djarot Purwoko Putro kepada ANTARA London, Selasa mengatakan kelompok PMN pada tahun 2008 juga meraih penghargaan untuk pertama kalinya.

Dikatakannya enam penari PMN tidak dapat menutupi kegembiraannya saat Sekretaris Walikota Strumyani, Mrs. Vanya Petranova, menyerahkan langsung penghargaan dan piala di atas panggung.

Dua tarian yang ditampilkan, yakni Bajidor Kahot dan Lenggang Nyai, dengan lenggak lenggok gemulainya, penari PMN memukau dan menghangatkan udara dingin ratusan pengunjung yang memadati alun-alun Mikrevo, Municipal Strumyani, Minggu sore.

Festival yang berlangsung tiga hari itu diikuti tidak kurang dari 2500 penyanyi dan penari dari 60 kelompok kesenian tradisional (folklore) yang berasal dari provinsi-provinsi di Bulgaria.

Selain itu festival juga diikuti delapan kelompok folklore dari Serbia, Macedonia, Yunani, Turki, Ukraina, Georgia, Spanyol, dan Indonesia yang diwakili PMN, ujarnya.

Menurut Djarot Purwoko Putro, sebagaimana tahun lalu, para juri berasal dari para pakar budaya Bulgaria dan dari beberapa negara asing yang mengikuti festival.

Ratusan penonton memberikan apresiasi spontan dengan aplaus panjang dan terkadang ikut menggerakan tangan mengikuti gerakan tarian yang dibawakan penari yang bergabung dalam PMN.

Tarian Indonesia tersebut dianggap unik mengingat memiliki karakter dan sangat berbeda dengan tarian Bulgaria dan negara sekitarnya, ujar Djarot Purwoko Putro.

Festival juga diliput media masa Bulgaria di antaranya Bulgarian National Television (BNT) yang merupakan salah satu sponsor utama Maleshevo Sings and Dances 2009.

Kata "Maleshevo" berasal dari nama pegunungan Maleshevo, Bulgaria Barat Laut, lokasi Kota Strumyani.

Festival ini diadakan untuk yang keenam kalinya dan berlangsung setiap akhir bulan Oktober.

Dikatakannya pada awalnya festival bertujuan sebagai ajang kompetisi kelompok folklore di antara desa-desa di sekitar pegunungan Maleshevo (semacam reunion) dan kemudian berkembang sejak tahun lalu menjadi festival internasional dan diikuti beberapa negara asing.

Municipal Strumyani merupakan bagian dari Distrik/Provinsi Blagoevgrad dan terkenal sebagai daerah penghasil marmer dan anggur di Bulgaria, demikian Djarot Purwoko Putro (*)
sumber antara

Aning Katamsi Pukau Undangan "Ambassador Concert" Praha

Penyanyi Aning Katamsi yang melantunkan lagu Indonesia Pusaka gubahan Ismail Marzuki tampil memukau undangan pada acara "Ambassador Concert Series 2009" yang digelar di Martinu Hall, Praha Ceko.

Dalam konser yang dinamai "European Songs in a Voice of Indonesian," Aning juga melantumkan lagu Setitik Embun dan Gadis Bernyanyi di Cerah Hari gubahan Mohtar Embut serta lagu Ceko karangan Antonin Dvorak "Kdyz Mne Stara Matka" yang artinya nyanyian yang diajarkan Ibu.

Sekretaris Pertama Pensosbudpar KBRI Praha Azis Nurwahyudi kepada ANTARA di London, Selasa mengatakan, bahwa Aning khusus diundang menyanyi dalam rangkaian konser musik dari berbagai negara.

Direktur Ambassador Concert Series (ACS) Romana Pulchartova, mengatakan Aning Katamsi dihadirkan dalam acara tersebut karena kelebihannya sebagai seorang penyanyi Sopran selain memiliki prestasi di tingkat dunia.

Aning dapat disejajarkan dengan pengisi acara ACS lain sepanjang tahun, bahkan wanita berjilbab ini mendapat kehormatan untuk tampil sebagai penutup ACS sesi tahun 2009.

Menurut Azis Nurwahyudi, lantuman lagu Indonesia Pusaka yang dibawakan Aning membuat warga Indonesia yang hadir merasa sangat bangga dan terharu termasuk Dubes Salim Said.

Sementara itu, Dubes Salim Said mengatakan tujuan menghadirkan Aning Katamsi adalah untuk memperkenalkan Indonesia, yang tidak saja kaya akan kesenian tradisional tetapi juga mempunyai penyanyi klasik yang handal.

Selain itu tentu untuk meningkatkan hubungan antar masyarakat dua negara yang selama ini sudah berjalan dengan baik, ujarnya.

Dubes Salim Said juga menjelaskan penampilan Indonesia di ACS adalah untuk yang kedua kalinya setelah tahun lalu menampilkan pianis Sudiarso Duo, yaitu Iravati Sudiarso dan Aisha Sudiarso.

Diawali dengan lagu An Chloe dan Das Veilchan dari Mozart, lalu Suleika op. 34 no 4 dan op. 57 no. 3 serta Venetianisches Gondellied op 57 no. 5 dari Mandelssohn-Bartholdy, kemudian Lachen un Weinen dan Gretchen am Spinnrade dari Schubert serta beberapa lagu lain dalam berbagai bahasa.

Kepiawaian Aning menyanyi ditunjukkan ketika menutup rangkaian konser tersebut dengan mengalunkan Indonesia Pusaka gubahan Ismail Marzuki yang diaransemen ulang oleh Aisha Sudiarso Pletscher yang mengedepankan nada-nada gamelan.

Aransemen tersebut mampu dimainkan dengan sangat bagus oleh Petra Milarova, mahasiswi Sekolah Musik Ceko yang mengiringi Aning tampil pada malam itu.

Kalangan diplomatik, mitra kerja KBRI Praha, masyarakat Ceko dan Indonesia yang memenuhi Martinu Hall merasa kagum akan penampilan Aning, selain kemampuannya juga penampilan yang merupakan perpaduan antara pianis muda Ceko dan penyanyi muda Indonesia yang mampu menghadirkan suasana persahabatan dua negara.

Ambassador Concert Series adalah kegiatan konser dari berbagai perwakilan asing di Ceko yang didukung oleh Seimens, Finep dan Czech Information Agency, demikian Azis Nurwahyudi.

sumber antaranews

26 Oktober 2009

Indobatt Gelar Bazar Murah di Lebanon

Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil (Indonesian Battalion/Indobatt) kembali menggelar bazar murah yang digelar di Rubb Hall Indobatt UN POSN 7-1 Adshit al Qusayr, Minggu 25 Oktober 2009. Bazar murah ini diikuti oleh 12 pedagang lokal dari seluruh wilayah di Lebanon Selatan dengan berbagai barang yang berbeda seperti alat elektronik, souvenir khas Lebanon, berbagai makanan dan lain-lain. Indobatt sengaja menggelar bazar ini untuk memberikan kesempatan kepada para prajuritnya berbelanja, karena mereka dalam waktu dekat akan segera kembali ke tanah air. Hal ini dikarenakan, sesuai Standard Operating Procedure (SOP) dari Unifil (United Nations interim Force In Lebanon), bahwa selain kegiatan untuk mendukung dinas seperti patroli, latihan dan kegiatan administrasi yang lain, tidak setiap saat para prajurit Indobatt dapat keluar dari markas tanpa seijin atasannya apalagi untuk kepentingan berbelanja atau sekedar membeli oleh-oleh. Disamping itu kegiatan ini juga merupakan sarana untuk menjalin komunikasi dan interaksi dengan masyarakat setempat sebagai bentuk persaudaraan yang telah dibina selama masa penugasan.

Dansatgas Indobatt, Letkol. Inf. R. Haryono (alumni Akmil 1991) mengatakan bahwa bazar ini sengaja digelar untuk memberikan kesempatan kepada para pedagang yang ada disekitar daerah tanggung jawab Satgas Konga XXIII-C/Unifil yang terdiri dari 13 desa, menjajakan barangnya di dalam markas Indobatt UN POSN 7-1, Adshit al Qusayr secara bersamaan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengakomodir keinginan para pedagang yang selalu ingin membuka toko di dalam markas Batalyon, sehingga mereka diundang untuk menggelar dagangannya secara bersamaan guna menghindari adanya kecemburuan diantara mereka.

Di Lebanon Selatan sendiri yang merupakan daerah operasi Unfil, konsumen terbesar yang menghidupi para pedagang adalah para peace keeper yang berjumlah sekitar 12.000 personel. Penyelenggaraan bazar ini juga tepat waktu mengingat Satgas Konga XXIII-C/Unfil yang telah bertugas hampir satu tahun di Lebanon akan segera berakhir dan diganti dengan Satgas Konga XXIII-D yang saat ini sedang melaksanakan pratugas di Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD, Cipatat - Bandung, sehingga mereka dapat berbelanja tanpa harus keluar markas.

Bazar murah ini merupakan salah satu kegiatan CIMIC (Civil Military Cooperation) satgas yang dikoordinir oleh Mayor Inf. Tri Pudiyastomo selaku Kepala Seksi Cimic Batalyon. Kegiatan ini juga tidak terlepas dari liputan media lokal yang sengaja datang untuk menggali lebih dalam informasi tentang Indonesia. Menurut salah satu wartawan lokal, Ronith Daher dari Koran Annahar, dia ingin mendapatkan gambaran tentang Indonesia secara lebih luas, oleh karena itu dia berusaha mewawancarai beberapa anggota satgas termasuk Komandan Satgas Konga XXIII-C/Unifil tentang Indonesia yang meliputi budayanya, kehidupan beragamanya, makanannya dan berbagai informai lain yang ingin didapatkannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ronith, "Di Lebanon Selatan ada lebih dari 1000 tentara yang bertugas sebagai peace keeper dari Indonesia, tetapi masyarakat disini belum mengetahui lebih jauh tentang Indonesia, oleh karena itu saya berharap bahwa kerja sama ini akan memberikan informasi yang lebih detil kepada masyarakat Lebanon tentang Indonesia".

Authentikasi:
Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-C/UNIFIL (Letkol Arh Hari Mulyanto)

sumber okezone

25 Oktober 2009

JK, Pergi Dengan Kebesaran Hati

Sisa perhelatan belum dibereskan. Tenda di halaman belakang belum dibongkar. Para cucu bermain di ruang tengah, berteriak, berlarian, kadang masuk ruang tamu, mencandai sang kakek. Rumah belum dirapikan. Petang yang riuh, tetapi semua terasa apa adanya.

Begitulah suasana di rumah Muhammad Jusuf Kalla—akrab disapa JK—tanggal 20 Oktober 2009, beberapa jam setelah Wakil Presiden Boediono melakukan sumpah jabatan dalam acara pelantikan presiden di Gedung MPR/DPR, Selasa pagi.

”Bapak sedang mandi, tunggu sebentar ya…,” sambut Ny Mufidah Jusuf. ”Maaf, rumahnya masih berantakan,” ia menyambung, sebelum bercerita tentang kesibukannya pindah rumah dan menerima tamu yang mengalir hari-hari ini. Ia juga bercerita sekilas tentang rencana keluarga besar untuk berlibur.

”Belum tahu mau ke mana,” ujarnya, dengan tutur dan sikap yang mengisyaratkan peleburan jarak.

Putra dan putri pasangan JK dan Mufidah, satu per satu menyapa, ”Halooo…,” dengan wajah cerah dan senyum lebar, mengajak berbincang. Terasa tanpa basa-basi karena mereka masih ingat di mana dan pada kesempatan apa saja pernah bertemu.

JK muncul sekitar 10 menit kemudian, dengan kaki telanjang. ”Sandalnya belum ketemu. Ada di antara ratusan dos yang belum dibuka,” ujarnya, santai. Setelah lebih seperempat jam, baru sandal putih itu ditemukan.

Ia sama sekali tidak terganggu dengan ulah para cucu. Sebaliknya, terkesan sangat bangga. ”Cucu saya 10.”

Cucu-cucu dari empat anaknya—satu putrinya belum menikah—adalah permata hatinya. ”Yang nomor satu umurnya sudah 14 tahun, dari kecil tidur sama saya. Sampai sekarang kalau menginap di sini, masih tidur dengan saya, dengan kasur di bawah.”

Tampaknya, kehangatan keluarga adalah sumber kebahagiaannya. Barangkali itu pula yang membuat JK tak harus menjadi pribadi yang lain di ruang publik. Ia tetap seorang yang keras, terus terang, tak pernah menaruh dendam, dan tak pernah merasa punya rival.

”Warga biasa”

Secara resmi, JK baru beberapa jam memasuki masa pensiunnya. ”Menurut undang-undang, saya berhenti sebagai wapres setelah pengganti saya melakukan sumpah,” ujar dia.

Sebenarnya, dia tak harus buru-buru meninggalkan rumah dinasnya. Namun, JK tampaknya tak mau tinggal lebih lama. ”Ada perasaan sedih meninggalkan rumah yang selama lima tahun menjadi tempat tinggal dan bekerja. Tetapi, kembali ke kehidupan biasa itu sangat normal dan rumah saya ini sangat nyaman.”

Sejak selesai pilpres, jadwalnya jauh lebih longgar, setelah tahun-tahun yang begitu sibuk. ”Wakil presiden bukan ban serep presiden. Itu kesepakatan resmi Bapak Presiden dan saya. Saya menjalankan tugas-tugas membantu Presiden, antara lain melihat langsung apa yang dikatakan menteri dan mengambil keputusan di tempat. Saya melaporkan semuanya secara tertulis kepada Bapak Presiden.”

Stafnya menghitung, selama lima tahun itu JK melakukan audiensi 429 kali, menerima tamu sebanyak 567, kunjungan ke daerah 123 kali dan ke luar negeri 23 kali.

Masa transisi, menurut JK, berjalan cukup lama. ”Tak ada hilang, meski tentu ada yang berbeda. Inilah konsekuensi politik. Sejak bulan Juli saya sudah tahu arahnya.”

Dengan begitu, ia punya waktu untuk bersiap kembali menjadi ”warga biasa”, meski menurut undang-undang, sebagai mantan wakil presiden, seumur hidup ia tak bisa lepas dari pengawalan. ”Tetapi, jauh lebih sedikit,” ungkap dia.

Karena soal pengawalan pula, selama lima tahun terakhir, JK tak pernah bisa santai berlibur dengan keluarga. ”Mana bisa, kalau rombongannya besar sekali dan masih sering ditelepon.”

Melanjutkan pekerjaan

JK sudah punya segudang rencana. ”Sekarang kami mau berlibur dulu, tanpa telepon, tanpa beban. Saya mau ketemu teman-teman di sini maupun di luar negeri.”

Namun, gambaran pensiun sebagai masa istirahat tak berlaku bagi JK. Waktu istirahatnya, misalnya, pukul 23.00 sampai pukul 05.00, sudah menjadi ritme hidup.

Sebaliknya, masa pensiun JK adalah tahapan memulai. Ia mau terus berkarya melalui pendidikan, pelatihan, kegiatan sosial dan ekonomi. Ia akan mencari jalan ikut memajukan ekonomi bangsa ini. Ia merencanakan pergi ke daerah-daerah di Indonesia dan mengembangkan green energy dengan belajar dari negara-negara yang sudah melakukannya, seperti China, India, dan Selandia Baru.

Pengalamannya selama lebih dari 30 tahun sebagai pengusaha dan selama 8,5 tahun berada di lembaga eksekutif, membuat JK melihat jelas potensi besar negeri dan bangsa ini belum dikembangkan maksimal. Malah ada kecenderungan menyerahkan semuanya ke pihak asing. ”Saya membicarakan concern saya ini dengan Pak Boediono,” ujar dia.

Selama lima tahun itu ia menyimpan begitu banyak pengalaman yang bisa dijadikan bahan pelajaran. Ia sangat menghargai proses, karena hanya dari proses, seseorang bisa belajar.

Dari proses pula ia semakin yakin, dalam kehidupan seseorang harus sering-sering melihat ke bawah, tetapi untuk meraih prestasi harus mampu melihat ke atas.

JK mengatakan akan terus membantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Saya masih bisa telepon memberi masukan, mudah-mudahan diterima,” kata dia.

Puaskah dengan apa yang ia kerjakan lima tahun ini?

”Saya puas,” jawabnya, tegas.

”Bahwa hasilnya tidak memuaskan, itu soal lain,” lanjut JK, ”Lima tahun bagi saya adalah ukuran wajar. Saya mencurahkan seluruh hati dan pikiran saya untuk bangsa ini. Dengan mendamaikan negeri ini, membangun semangatnya, mengurangi bebannya, itu cukuplah. Saya ikhlas.”

JK menyelesaikan tugas formalnya dengan jiwa besar dan ketulusan seorang negarawan.

sumbrer kompas

24 Oktober 2009

Buku Siti Fadilah Supari : Menguak Konspirasi Jahat AS

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata

biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).

Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. (watch the US crime on WWII )

Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It’s Time for the World to Change.

Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakuakn negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.

“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta, Kamis (21/2).

Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.

Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO.

“Kegerahan itu saya tidak tanggapi. Kalau mereka gerah, monggo mawon. Betul apa nggak, mari kita buktikan. Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada kita sudah kaya,” ujarnya.

Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.

“Saat ini banyak yang meminta jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini, saya sedang mencari bicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.

Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.

“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan.

Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.

Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.

“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.

Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.

Mengubah Kebijakan

Apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.

Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005.

Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.

“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.

The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika, edisi pekan lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.

Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.

Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.

Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.

Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.

Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.

Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak.

Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin.

Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC.

Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS.

Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui.

Los Alamos ternyata berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?

Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu.

Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, memujinya.

Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.

Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO di akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan. (tribun-timur)

23 Oktober 2009

Grup Kesenian Banyuwangi-Jembrana Mentas di Perancis

Kelompok kesenian dari Kabupaten Jembrana , Bali dan Kabupaten Banyuwangi melakukan serangkaian pentas seni selama Oktober di berbagai kota di Perancis diantaranya di Lyon, Besancon, dan Paris.

Pentas seni yang digelar KBRI Paris bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Jembrana, Bali, Pemda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur didukung Pusat Promosi Dagang Indonesia /Indonesian Trade Promotion Centre Lyon, demikian jurubicara KBRI Paris Gustaf Sirait dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Jumat.

Menurut Gustaf, pentas di Lyon, kota terbesar di Perancis tengah, tim Jembrana dan Banyuwangi tampil pada acara Festival Indonesia yang digelar untuk pertama kali di Lyon dalam upaya memperkenalkan Indonesia.

Dalam Festival Indonesia juga diadakan pameran berbagai produk dan budaya Indonesia seperti kerajinan tangan, mebel, batik dan kain tradisional, wayang kulit, masakan Indonesia, mendapat diliput koran harian lokal Lyon, Le Progres.

Sementara di Kota Besancon dan Paris, tari kesenian dari Jembrana dan Banyuwangi tampil sebagai pertunjukan utama diiringi dengan grup gamelan staf KBRI Paris, serta grup angklung mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris.

Besancon merupakan salah satu kota terpenting di Perancis timur, tim kesenian Jembrana dan Banyuwangi mementas pada acara pertunjukan tari dan musik tradisional Indonesia yang diadakan KBRI Paris bersama masyarakat Indonesia di Besancon.

Pameran coklat

Rangkaian tur Budaya grup tari Jembrana dan Banyuwangi diakhiri dengan pertunjukan tari secara berturut-turut di Salon du Chocolat/Pameran Coklat Internasional ke-15 di Paris.

Pameran coklat ini adalah salah satu even yang menarik perhatian pengunjung yang cukup besar, yakni dihadiri sekitar 120 ribu pengunjung.

Pada pentas yang menampilkan berbagai negara di pameran tersebut, Indonesia juga menampilkan persembahan angklung dari mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris dengan menampilkan lagu Kopi Dangdut dan lagu populer Perancis, La Vie en Rose.

Menurut rencana, pada Pameran Coklat Internasional yang akan diadakan untuk pertama kalinya di Marseille, kota terbesar kedua di Perancis, pada bulan Februari 2010, Indonesia akan diundang sebagai tamu kehormatan.

Selama tur budaya, grup tari Jembrana dan Banyuwangi mempertontonkan tarian-tarian yang menarik dan dinamis sehingga banyak memperoleh apresiasi penonton, seperti Tari Sekar Jagat, Cunduk Menur, Cenderawasih dan Jaran Goyang.

Serentetan pentas seni Indonesia yang dilaksanakan disertai dengan pemberian cendera mata, brosur pariwisata, dan brosur perdagangan Indonesia didalam paket tas batik diharapkan dapat semakin memperkenalkan produk dagang, serta budaya dan pariwisata Indonesia pada masyarakat Perancis, demikian Gustaf Sirait.
SUMBER KOMPAS

19 Kapal Asing Ditahan, 4 Ditenggelamkan


Dalam dua pekan terakhir ini, Departemen Kelautan dan Perikanan menahan 18 kapal nelayan Thailand dan 1 kapal nelayan Vietnam yang diduga kuat mencuri ikan di perairan Natuna dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Laut China Selatan. Selain itu, DKP telah menenggelamkan 4 kapal nelayan Vietnam yang tertangkap basah mencuri ikan di Laut Natuna, Selasa pekan lalu.

”Semua kapal asing itu ditangkap di wilayah teritorial Indonesia, kecuali kapal Thailand Rudenad III yang ditangkap di ZEE Laut China Selatan,” kata Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Aji Sularso saat dihubungi di Jakarta, Kamis (22/10).

Sebagian nama lambung kapal nelayan Thailand tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia. Namun, setelah diperiksa, dokumen yang digunakan ternyata palsu. Diduga, ada jaringan di dalam negeri yang terlibat dalam pemalsuan dokumen kapal itu.

”Pasti ada fasilitatornya. Tidak mungkin mereka berani masuk wilayah teritorial menggunakan nama Indonesia dan memiliki dokumen palsu,” kata Aji.

Tentang kapal nelayan Vietnam yang ditenggelamkan, Aji mengatakan, ada lima kapal dengan 80 nelayan Vietnam yang ditangkap di Laut Natuna dua hari yang lalu. ”Semua anak buah kapal dikumpulkan di satu kapal dan langsung dipulangkan ke negara asal mereka, sedangkan empat kapal lainnya ditenggelamkan,” ujarnya.

”Penenggelaman kapal asing merupakan bagian dari upaya pemberantasan illegal fishing di perairan Indonesia dan ini ada payung hukumnya, Pasal 69 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan,” kata Aji, seraya menambahkan, dalam tiga bulan terakhir, sekitar 30 kapal asing ditenggelamkan karena menangkap ikan secara ilegal di teritorial Indonesia.

Menurut Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak Bambang Nugroho, potensi ikan di Laut Natuna pada musim utara saat ini sangat melimpah. Itulah sebabnya, meskipun gelombang laut sangat tinggi, kapal nelayan asing tetap nekat masuk dan mencuri ikan di perairan tersebut. ”Kapten kapal patroli kita sampai kewalahan karena begitu banyaknya kapal asing yang mencuri ikan,” katanya.

Hasil tangkapan turun

Di Cianjur, Jawa Barat, nelayan tradisional setempat mengeluh karena hasil tangkapan ikan mereka dalam beberapa pekan terakhir turun hingga 50 persen. Mereka menduga, ini akibat beroperasinya kapal-kapal berbendera asing.

Menurut Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Cianjur Asep Samudera, pihaknya sudah melaporkan adanya sejumlah kapal asing yang beroperasi di perairan Cianjur kepada pihak-pihak terkait.

”Tetapi, sampai sekarang belum ada penanganan yang berarti. Kapal-kapal asing tersebut tetap bebas beroperasi di wilayah operasi nelayan tradisional,” keluhnya. (WHY/AHA)

sumber kompas

21 Oktober 2009

Situs Dinoyo Pusat Kerajaan Kanjuruhan

- Penemuan situs di kawasan Jalan Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu kemarin, diindikasikan merupakan pusat Kerajaan Kanjuruhan yang sempat hilang 1.300 tahun silam.

Arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono di Malang, Minggu, mengatakan, indikasi pusat kerajaan, terlihat pada lantai yang terbuat dari batu bata.

"Lantai itu, merupakan lantai dari hunian orang-orang kerajaan," ujarnya.

Sebelum abad 15 masehi, Kerajaan Kanjuruhan masih berdiri secara otonom, setelah itu mendapat tekanan dari Kerajaan Mataram. Kemudian Kerajaan Kanjuruhan dibawah pimpinan pemerintahan Kerajaan Mataram.

"Situs yang ditemukan di Jalan Dinoyo itu merupakan Pusat Kerajaan Kanjuruhan sebelum mendapat tekanan oleh Kerajaan Mataram," Ujarnya.

Indikasi lainnya, yakni lokasi penemuan itu tidak jauh dari sungai, sebab lokasi pusat kerajaan selalu terletak dekat dengan mata air.

"Perlu dilakukan penelusuran lebih dalam jika ingin mengetahui lebih jelas. Namun, dari hasil pengamatan saya kemarin sudah terlihat sedikit," katanya.

Sebelumnya, usai melakukan pengamatan, Dwi meyakini bahwa deretan batu bata berukuran tak lazim itu merupakan semacam pondasi dari sebuah rumah di masa Kerajaan Kanjuruhan.

Penemuan itu, terletak di kawasan Jalan Dinoyo, Malang atau 500 meter di sisi barat Universitas Islam Malang (Unisma).

Awal penemuannya, yakni ketika salah seorang pekerja di daerah itu secara tak sengaja menemukan deretan batu bata berukuran besar di lokasi pembangunan.

Penemuan ini, semakin membuat ahli sejarah yakin, bahwa kawasan Dinoyo dan Tlogomas merupakan bekas pusat peradaban penting di masa kerajaan Kanjuruhan.

(ANTARA News)

Usung Batik, Indonesia Juara Umum Festival Bahama

Indonesia meraih penghargaan sebagai juara umum Festival Kebudayaan Internasional 2009 di Nassau, Bahama, ibukota Kepulauan Karibia, Benua Amerika, Sabtu.

Dalam pameran yang berlangsung selama dua hari di ibukota negara kepulauan di Karibia itu, Indonesia berpartisipasi dengan mengusung kebudayaan batik sebagai tema utama pameran.

Bertempat di paviliun khusus, Indonesia memamerkan berbagai jenis kain batik koleksi lembaga riset batik Batik House Indonesia dan perancang batik asal Sleman, Yogyakarta, Bambang Sumardiyono, yang pada festival itu juga memamerkan beberapa koleksi busana batik melalui peragaan yang dibawakan oleh para model Bahama.

Di paviliun itu juga, Indonesia menggelar demonstrasi pembuatan batik dan memberi kesempatan kepada para pengunjung festival untuk membatik.

Ketua Panitia Festival Kebudayaan Internasional, Janet Johnson, menyebutkan bahwa keikutsertaan Indonesia dengan menampilkan batik telah mengangkat kembali pamor festival tahunan itu.

Batik baru-baru ini pada 2 Oktober 2009 ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.

Penjurian kontes anjungan terbaik dalam Festival Kebudayaan Internasional ke-14 dilakukan oleh tokoh-tokoh independen Bahama dari berbagai kalangan untuk memilih `stand` terbaik di antara 25 negara peserta.

Para juri memilih anjungan terbaik pertama dan kedua dari beberapa kelompok, yaitu Eropa, Amerika utara dan selatan, Afrika, Asia dan Karibia.

Dari kelompok Asia, Filipina dan Myanmar meraih penghargaan sebagai juara pertama dan kedua.

Indonesia sendiri tampil sebagai juara umum yang pengumumannya dilakukan di panggung utama festival.

Penghargaan sebagai juara umum berupa "The Best of Show of the 14th Annual International Cultural Festival 2009" bagi Indonesia diserahkan langsung oleh Menteri Luar Negeri Bahama Brent Symonette kepada Duta Besar RI untuk Kuba Banua Radja Manik.

KBRI Havana adalah perwakilan Indonesia yang sejak tahun lalu mengemban tanggung jawab atas Bahama --sebelumnya berada di bawah Perwakilan Tetap RI (PTRI) New York.

Di arena festival, Indonesia diberi kehormatan menempati paviliun khusus berukuran sekitar 9 X 9 meter persegi, yang pada Sabtu juga dikunjungi oleh Menlu Symonette.

Selain melakukan pameran batik, di panggung utama festival yang dihadiri ribuan warga Bahama dan ribuan warga asing yang tinggal di negeri tersebut, Indonesia juga menampilkan dua tarian daerah, yaitu Tari Pendet dan Tari Topeng.

Ketika dimintai komentarnya, Dubes RI untuk Kuba, Banua Radja Manik, mengaku terharu atas penghargaan yang diterima Indonesia sebagai juara umum festival.

"Mereka (panitia dan pemerintah Bahama) tadi juga menyatakan sangat menghargai keikutsertaan kita yang begitu mengesankan, termasuk dengan jauh-jauh mendatangkan batik, perancang dan para penari langsung dari Indonesia," katanya.

Tak lupa, selama pameran berlangsung Indonesia juga menyajikan makanan-makanan khas seperti sate, nasi goreng, mie goreng dan risoles.(*)
suber antara

Satelit Buatan Mahasiswa Indonesia Diluncurkan 2012

Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012, karena pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai.

"Mulai tahun ini (2009), kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus," kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy H.B. Wicaksono, PhD., di Surabaya, Senin.

Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia.

"INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa," katanya.

Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) pada tahun 1934-1998 itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya.

"Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian," kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu.

Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan.

"Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya," katanya.

Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit.

"Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran," katanya.

Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng. Son Kuswadi, menyatakan dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar.

"Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan," katanya.

Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011.

"Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu," katanya.

Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. "Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca," katanya.
(*)
sumber antara

17 Oktober 2009

Antivirus Siswa SMP Stella Maris Mampu Jaring 4.000 Virus

Anda yang biasa browsing di situs softpedia.com untuk mencari antivirus, tentu mengenal Blue Atom Antivirus. Tetapi, tahukah Anda siapa pencipta antivirus ukuran 2,5 MB yang mampu menjaring sekitar 4.000 virus dalam dan luar negeri itu?

Dia adalah Alvin Leonardo (14) siswa kelas IX E SMP Katolik Stella Maris, Surabaya. Hebatnya, karya arek Suroboyo ini secara resmi telah mendapat garansi 100 persen clean oleh softpedia pada 19 Oktober 2009.

Meski menjadi salah satu penghuni kelas unggulan di sekolah, Alvin adalah sosok siswa bersahaja. Tak terlihat istimewa. Rambut pendek dan badan sedikit kurus. Tapi, ia memang lebih menguasai pemrogaman komputer dibanding rekan-rekannya.

Alvin mulai rajin mengotak-atik program komputer sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, dia baru saja duduk di bangku SMP dan untuk pertama kali memegang komputer. Awalnya, dia hanya suka main game. Tapi, rasa ingin tahunya berkembang ketika melihat program visual basic dalam hard disk komputer.

“Waktu itu saya penasaran, program itu untuk apa? Cara kerjanya bagaimana? Lalu saya otak-atik sampai akhirnya tahu,” ujarnya. Kemampuan Alvin mengotak-atik program komputer didapat secara otodidak. Ia tidak pernah mengikuti kursus komputer atau mendapat bimbingan khusus di bidang pemrograman.

Hanya dalam kurun waktu sekitar dua tahun, Putra pasangan Muliani Tedjakusuma dan Surya Mutiara itu sudah menguasai bahasa pemrogaman visual basic, c#, dan asmbler (ASMX 86). Kemampuan menguasai tiga jenis bahasa pemrogaman itulah yang mengantar Alvin membuat antivirus.

Karya itu lahir dari keluhan orang-orang di sekitar. “Banyak saudara dan teman jengkel karena komputer atau flash disk diganggu virus. Saya lihat sistem kerja antivitus itu gampang, jadi saya buat sendiri,” ungkap anak tunggal itu.

Alvin berhasil menyelesaikan proyek antivirusnya pada September 2009. Semula ia menamakan karyanya Fire Antivirus. Tapi, karena nama itu sudah pernah ada, ia lalu mengubah dan memberi nama karyanya Blue Atom Antivirus. “Biru itu melambangakan ketenangan dan atom merupakan bagian terkecil dari semua benda, itu melambangkan antivirus saya yang kapasitasnya cukup kecil,” papar Alvin.
Selanjutnya ia mendaftarakan karyanya ke softpedia secara online. “Saya sempat kesulitan mendaftar, karena harus mencari website yang bisa menjadi pengantar untuk masuk ke softpedia, karena saya tidak punya server sendiri. Tapi, akhirnya bisa menggunakan sourceforge,” terang Alvin.

Selang beberapa hari setelah mendaftar ke softpedia, Alvin mendapat jawaban melalui email yang menyatakan antivirus buatannya sudah lolos uji coba dan dijamin sehingga bisa diunduh secara langsung melalui softpedia.

Selain berkapasitas kecil dan bisa menyeleksi lebih banyak virus, Blue Atom Antivirus diklaim bisa bekerja dalam waktu singkat. Antivirus ini bisa digunakan untuk komputer dengan spesifikasi sederhana sekalipun.

Tidak puas dengan karya antivirus yang sudah mendapat sertifikasi softpedia. Alvin terus mengembangkan karyanya. Hasilnya, dalam waktu singkat ia sudah me-launching pengembangan antivirus Blue Atom karyanya dengan tambahan beberapa keunggulan. Versi baru Blue Atom Antivirus kini dilengkapi karantina, clean, fitur antivirus untuk game yang disebut game mode dan fitur protective flashdisk.
Pengembangan antivirus Blue Atom kembali didaftarkan Alvin ke Softpedia, Kamis (15/10). Ia berharap versi baru Blue Atom Antivirus bisa kembali mendapat lisensi dari Softpedia beberapa hari ke depan. “Kalau dapat lisensi lagi itu bisa menjadi hadiah ulang tahun,” harap bocah yang tinggal di Jl Muria Surabaya itu.

Pakar IT yang juga dekan FTIf ITS Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD menyatakan, bahasa pemrograman komputer tidak mudah dikuasai siswa, apalagi SMP.

“Kalau memang dia (Alvin) bisa menguasai bahasa pemrograman, berarti dia termasuk anak yang serius belajar, hebat dia,” puji Ryan.
Terkait antivirus buatan Alvin, Ryan hanya mengingatkan bahwa sistem kerja antivirus adalah kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak wajar dalam kerja komputer.

Antivirus berfungsi untuk mendeteksi hal yang tak wajar itu untuk kemudian mengendalikannya. Karenanya, pembuat antivirus dituntut untuk terus mengupdate, supaya tetap bisa berfungsi baik jika sudah ditemukan virus-virus baru.
“Anak-anak seperti dia perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan kemampuan, dia bisa diikutkan lomba-lomba pemrograman,” tambah Ryan. Lebih lanjut, ia berharap potensi seperti Alvin bisa dibina untuk menjadi hacker ‘ilmu putih’ untuk menyosialisasikan fungsi penguasaan program komputer dan IT untuk membantu mencari solusi bagi segala keperluan. (rey)

sumber kompas

Air lumpur di kawasan eksplorasi PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur kini dipercaya dapat menjadi obat kulit dan kecantikan sehingga ba

-Dua siswa asal Indonesia, Mega Chrisna Anggraeni (17 tahun) dari SMU Negeri 1 Wringinanom, Gresik dan Dea Ayu Fitria (16 tahun) dari SMU Negeri 1 Sukowati Bali berkesempatan membagi kesuksesan proyek Go Green di depan 30 delegasi pada Lokakarya UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) Regional Asia Pacific di Bali, 14-16 Oktober 2009.

Keduanya merupakan pemenang kompetisi proyek sekolah go green bertajuk 'School Climate Challenge' yang digelar oleh British Council sepanjang Desember 2008 – Juli 2009. Kompetisi yang diikuti lebih dari 200 sekolah dan 1000 siswa, itu bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan kalangan sekolah dalam solusi ketahanan iklim.

Kedua sekolah tempat Mega dan Dea terpilih karena mampu menunjukkan komunitas sekolah dapat berperan lebih dalam melakukan penangan masalah ketahanan iklim. Amanda Katili Niode, Koordinator Komunikasi, Informasi, dan Pendidikan Dewan Nasional Perubahan Iklim yang juga pimpinan The Climate Project Indonesia, menyatakan dalam lokakarya tersebut pelajar mampu berperan aktif dalam mengadaptasi strategi penanganan ketahanan iklim agar lebih sesuai dengan kebutuhan lokal dimana mereka berada.

SMU Negeri 1 Wringinanom Gresik dengan proyek restorasi bantaran sungai Surabaya, melibatkan petani untuk bercocok tanam di daerah bantaran sungai. Hal ini menghindari terjadinya alih fungsi tanah menjadi rumah tinggal atau gedung. Sedangkan SMU Negeri 1 Sukowati dengan proyek pemanfaatan kompos dari kulit nangka dan sampah sayuran, mendorong masyarakat sekitar untuk mengubah kebiasaannya. Selain mengganti penggunaan pupuk konvensional yang memang lebih mahal, mereka juga bisa mengurangi sampah dengan memanfaatkannya sebagai kompos, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap solusi perubahan iklim.

Lokakarya ini merupakan bagian dari serangkaian lokakarya regional yang diadakan oleh UNFCCC terkait penerapan Article 6 Kyoto Protocol mengenai Pendidikan, Pelatihan, dan Kesadaran Publik. Menurut Liana Bratasida, Asisten Menteri Lingkungan Hidup untuk Lingkungan dan Kerjasama Internasional, melalui regional workshop diharapkan negara yang berpartisipasi dapat bertukar pengalaman dan memetik pelajaran untuk impelementasi Article 6 di negara masing-masing, dan sekaligus menentukan siapa yang akan menjadi juru bicara untuk Article 6 di negaranya.

''Apa yang sudah dilakukan oleh para peserta School Climate Challenge merupakan contoh good practice yang sangat mendukung implementasi Article 6 di Indonesia,'' Liana menambahkan.

Pihak internasional pun turut mengakui pencapaian kedua sekolah ini dan membuka kemungkinan dukungan internasional melalui skema kebijakan yang ada.

''Inisiatif yang dilakukan oleh anak-anak ini sangat luar biasa. Mereka bukan hanya menunjukkan tekad yang kuat untuk berkontribusi pada penanganan perubahan iklim, tapi juga menunjukkan kemampuan dan pengetahuan yang sangat mengesankan. Untuk dukungan selanjutnya kita bisa memasukkan proyek mereka ke dalam Clean Development Mechanism untuk mendapatkan bantuan dana dan bimbingan lebih lanjut'', menurut Alla Metelitsa, Team Leader Education and Outreach UNFCCC Secretariat.

Di samping program proyek berbasis sekolah, British Council juga berkesempatan mempresentasikan program-program lainnya di bidang ketahanan iklim yang berkaitan erat dengan kaum muda. Program International Climate Champions yang telah diusung selama 2 tahun dinilai berhasil meningkatkan kepedulian dan partisipasi kaum muda dalam menghadapi perubahan iklim. c12/rin

Lumpur Lapindo Bisa di Jadikan Obat

Air lumpur di kawasan eksplorasi PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur kini dipercaya dapat menjadi obat kulit dan kecantikan sehingga banyak orang mengambil dan membawanya pulang.

"Kini, masyarakat yang terserang penyakit kulit menjadi sembuh setelah mandi air genangan lumpur Lapindo itu," kata Lamhir Syam Sinaga, dosen Universitas Bengkulu yang kini sedang mengikuti pendidikan S-3 di Fakultas Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Sabtu (17/10).

Dia mengatakan, kalau warga terkena penyakit kulit seperti gatal-gatal, eksim, kurap, panu, alergi dan penyakit kulit lainnya, maka mereka cukup datang ke genangan lumpur Lapindo di Porong dan mengambil airnya untuk disiramkan ke badan yang terkena penyakit kulit.

Bahkan, bukan sekedar obat penyakit kulit, karena masyarakat juga mempercayai lumpur Lapindo berkhasiat untuk bahan kecantikan.

"Mereka mengambil lumpurnya untuk luluran sehingga dapat menjadikan kulit terlihat awet muda dan payudara menjadi kencang," katanya.

sumber kompas

Kalbar Kembangkan Bibit Sapi Unggul

- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat mulai mengembangkan teknologi embryo transfer (ET) untuk ternak sapi guna meningkatkan produksi serta memperoleh bibit unggul.

"Untuk tahap pertama, dilakukan kelompok tani Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya dan Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar Abdul Manaf Mustafa, Sabtu.

Menurut dia, hasil dari pengembangbiakan sapi dengan teknologi ET baru diketahui sembilan bulan yang akan datang.

"Kalau bagus, maka lingkup kelompok tani yang mendapat bantuan akan semakin banyak dan tersebar," kata Abdul.

Ia menambahkan, peternak mendapat keuntungan karena anak sapi yang lahir dari pembuahan ET dapat sesuai dengan keinginan, bahkan dapat dibuat kembar kalau ditambah dengan sistem kawin suntik.

Teknik ET lebih cepat untuk mendapatkan bibit unggul dibanding dengan inseminasi buatan.

"Cukup satu kali transfer dengan embrio unggul, anak sapi yang lahir dapat disebut sebagai bibit unggul. Tanpa menunggu sampai keturunan kedua atau ketiga," kata dia.

Dari berbagai literatur, teknik ET mempunyai angka keberhasilan yang cukup baik yakni sekitar 55 - 65 persen (embrio segar) dan 50-60 persen (embrio beku).

Peternak perlu memerhatikan perlakukan pascatransfer dimana sapi penerima harus diistirahatkan dalam kandang selama proses pelekatan embrio pada dinding uterus.

Secara teoritis, seekor sapi donor dapat menghasilkan 20 - 50 embrio per tahun, padahal pada keadaan normal hanya mampu menghasilkan seekor anak per tahun.

16 Oktober 2009

Boyolali Kembangkan Industri Pengolahan Keju

Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah mulai mengembangkan industri pengolahan keju dengan pengoperasian koperasi serba usaha keju di Kecamatan Boyolali Kota. Hal ini diharapkan bisa menjadi pasar alternatif penyerap susu produksi peternak lokal, sekaligus memancing animo peternak meningkatkan kualitas susu.

Koperasi keju itu didirikan swadaya masyarakat dengan modal awal Rp 350 juta dan mendapat bantuan tenaga ahli dari lembaga donor milik pemerintah Jerman, Deutscher Entwicklungsdienst (DED). Setelah uji coba sejak tahun 2007, koperasi itu akhirnya diresmikan, Jumat (16/10). Koperasi itu setiap hari mampu mengolah sekitar 500 liter susu segar menjadi 50 kilogram keju murni jenis mozarella, feta, dan mountain.

"Dua bulan terakhir sudah mulai mencoba beroperasi dengan kapasitas penuh. Sementara ini pasar kami sejumlah hotel berbintang di Solo, Jakarta, dan Bali. Harga jualnya berkisar Rp 90.000 hingga Rp 130.000 per kilogram," kata Ketua Koperasi Serba Usaha Keju Boyolali, Novianto.

sumber kompas

Polri Kirim 150 Petugas Perdamaian ke Sudan

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) mengirimkan 150 prajuritnya ke Darfur, Sudan, untuk operasi pengamanan gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Afrika.

Pengiriman pasukan tersebut dilepas Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri di Lapangan Bhayangkari, Jakarta Selatan, Kamis pagi.

Bambang mengatakan pasukan tersebut khusus dari unsur Polri yang terdiri atas 140 personil "Formed Police Unit" atau FPU II dan 10 orang "advisor team" yang akan diberangkatkan pada Jumat (16/10).

"Saat ini menuju persiapan, pemberangkatannya Jumat besok," kata Bambang.

Pengiriman pasukan FPU II itu untuk menggantikan 147 anggota FPU I yang sudah diberangkatkan sejak tahun 2008 pada periode sebelumnya.

Bambang mengemukakan Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian dari unsur Polri berdasarkan mandat prakarsa PBB melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1769 Tahun 2007.

Mandat tersebut disampaikan kepada "United Department of Peacekeeping Operations" (UNDPKO) untuk melaksanakan operasi gabungan (Hybrid Operation) antara PBB dengan Uni Afrika (AMIS) di Darfur, Sudan, dengan nama United Nations African Mission in Darfur (UNAMID).

Misi pengamanan Afrika di Darfur sudah berlangsung sejak 1 Januari 2008 dengan melibatkan 19.555 personil militer dari Afrika, 3.772 anggota kepolisian dan 19 FPU dengan jumlah personil 140 orang per FPU.

Kapolri menuturkan pengiriman pasukan Polri tercantum pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 2008 tertanggal 6 Februari 2008.

Bambang berpesan agar anggota FPU II menjaga dan meningkatkan citra positif Polri yang selama ini telah terbentuk di masyarakat lokal dan masyarakat internasional, serta menjaga nama baik bangsa dan Polri yang dilandasi profesionalitas.

Kapolri juga berharap pasukan yang dikirim ke Sudan, bisa secepatnya beradaptasi dengan lingkungan penugasan dan memelihara hubungan baik dengan elemen internasional dan masyarakat lokal.

Terkait dengan kondisi pasukan FPU I, Bambang menuturkan seluruh pasukan pengamanan yang akan pulang ke Tanah Air, dalam kondisi sehat dan baik setelah menjalani tugas perdamaian selama satu tahun di Sudan.(

sumber antara

Pelukis Cilik Indonesia Menang Kompetisi Seni Dunia di Polandia

Seorang anak Indonesia yang berasal dari Bandung, Kevin Salim berusia 10 tahun, memenangkan kompetisi melukis XV International Children's and Youth's Art competition bertema "Always Green, Always Blue", yang diadakan di Torin, Polandia.

Karya Kevin Salim berhasil menyisihkan 25.500 karya yang dikirimkan pelukis anak-anak dari 56 negara, demikian Counsellor Any Muryani, juru bicara KBRI Warsawa kepada korespodnen Antara, Rabu.

Dikatakannya Festival tahunan yang diselenggarakan dalam 15 tahun terakhir ini bertujuan untuk saling mendekatkan hubungan antar bangsa melalui karya seni anak-anak.

Menurut Any, ketua penyelenggara Mgr Dariusz Delik dari Tumult Foundation menyampaikan kabar gembira itu langsung dalam suratnya kepada Dubes RI Warsawa Hazairin Pohan.

Pengumuman resmi penetapan lukisan terbaik dilaksanakan dewan juri dalam acara yang berlangsung Kamis di kota Torun, sekaligus pembukaan pameran 1162 hasil karya anak-anak dari seluruh dunia yang dipilih oleh panitia.

Pameran yang diselenggarakan selama sebulan di Galeria and Children Artistic and Creativity Center, di Torun yang merupakan kota kelahiran astronom terkenal Nicolae Copernicus.

Dikatakannya selain itu sebanyak 13 lukisan karya anak-anak Indonesia lainnya juga mendapat kehormatan untuk ikut dipamerkan.

Gubernur Kyavia-Pomerania Piotr Calbecki, mengirimkan undangan kepada Dubes RI Warsawa untuk hadir mewakili Kevil Salim, siswa yang tergabung dalam Ananda Visual Art School dari Bandung, dalam upacara tesebut.

Dubes Hazairin Pohan yang akan menyampaikan kuliah di Universitas Nicolae Copernicus sekaligus membuka Festival Film Indonesia Jumat akan menyaksikan lukisan Kevin dan 13 lukisan anak Indonesia lainnya dan bertemu dengan pantia untuk menerima penghargaan tertinggi yang diperoleh Kevin.

Menurut Any Muryani, pihaknya segera menghubungi keluarga Kevin Salim, menyampaikan kabar kemenangannya dan akan segera mengirimkan hadiah dan penghargaan ke Bandung

sumber antara

IAEA Selesai Evaluasi PLTN Indonesia 2010

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) diharapkan menyelesaikan evaluasi Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PLTN) Indonesia tahun 2010.

"Tanggal lima November mendatang IAEA akan melakukan evaluasi pengembangan PLTN di Indonesia," kata Kepala Bidang Manajemen Persiapan PLTN di Pusat Pengembangan Energi Nuklir Bambang Suprawoto di Pontianak, Kamis.

Pada dasarnya Indonesia sudah siap dilakukan evaluasi oleh IAEA untuk pengembangan PLTN, katanya, saat Sosialisasi PLTN dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

"Apalagi, kami melakukan pengembangan PLTN secara terbuka, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi," ujarnya.

Bambang berharap, PLTN menjadi solusi dalam mengatasi krisis listrik di Indonesia karena semakin tingginya harga minyak dunia.

"Selagi nuklir digunakan untuk kepentingan energi bukan untuk kepentingan lain, tidak ada alasan masyarakat untuk menolak. Apalagi, menurut penelitian, PLTN paling ramah dibanding pembangkit listrik menggunakan diesel," kata Bambang.

Sebelumnya, Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, di Jakarta beberapa waktu lalu mengaku tidak berhasil mempromosikan PLTN sehingga bisa dibangun tepat waktu di Indonesia.

"Justru `kepedean` (keyakinan diri -red) yang sangat besar itu ciut karena hal yang tidak diduga," katanya.

PLTN seharusnya sudah mulai ditenderkan sejak 2008 akhir dan mulai dibangun di Jepara pada 2010. PLTN dijadwalkan beroperasi pada 2016.

Ia menceritakan pengalamannya ketika akan melakukan sosialisasi di Jepara, Jawa Tengah, tentang pentingnya PLTN, di mana dia sudah "dibisiki" staf intelijen bahwa rombongannya bakal dihadang para pengunjuk rasa.

Sebagai mantan Rektor ITB yang berpengalaman menghadapi demonstrasi, ia merasa sangat yakin para pengunjuk rasa bakal bisa diatasinya, apalagi para pejabat dari intelijen hingga pejabat dari Datasemen Khusus (Densus) 88 ikut mendampinginya.

"Begitu saya sampai di sana hati saya ciut seperti `balon ketojos`. Ciutnya hati bukan karena demo yang besar, tapi karena dideretan pendemo itu ada seorang bapak yang saya hormati, didorong di kursi roda, dialah mantan Presiden Gus Dur (Abdurahman Wahid -red)," katanya.

Menristek mengaku langsung minta kepada yang berwenang agar mengusahakan pesawat yang ditumpangi Gus Dur usai demo ditunda keberangkatannya agar bisa bertemu Gus Dur di bandara.

"Saya akhirnya bisa `ngobrol` dengan beliau dan mengeluh mengapa beliau tega amat memimpin demo tersebut," katanya.

Ternyata Gus Dur, kata Kusmayanto, hanya menjawab agar ia bersabar saja menunggu sampai Pemilu selesai. "Usai pemilu Anda bisa jalan terus, begitu kata Gus Dur.

sumber antara

Pelukis Cilik Indonesia Menang Kompetisi Seni Dunia di Polandia

Seorang anak Indonesia yang berasal dari Bandung, Kevin Salim berusia 10 tahun, memenangkan kompetisi melukis XV International Children's and Youth's Art competition bertema "Always Green, Always Blue", yang diadakan di Torin, Polandia.

Karya Kevin Salim berhasil menyisihkan 25.500 karya yang dikirimkan pelukis anak-anak dari 56 negara, demikian Counsellor Any Muryani, juru bicara KBRI Warsawa kepada korespodnen Antara, Rabu.

Dikatakannya Festival tahunan yang diselenggarakan dalam 15 tahun terakhir ini bertujuan untuk saling mendekatkan hubungan antar bangsa melalui karya seni anak-anak.

Menurut Any, ketua penyelenggara Mgr Dariusz Delik dari Tumult Foundation menyampaikan kabar gembira itu langsung dalam suratnya kepada Dubes RI Warsawa Hazairin Pohan.

Pengumuman resmi penetapan lukisan terbaik dilaksanakan dewan juri dalam acara yang berlangsung Kamis di kota Torun, sekaligus pembukaan pameran 1162 hasil karya anak-anak dari seluruh dunia yang dipilih oleh panitia.

Pameran yang diselenggarakan selama sebulan di Galeria and Children Artistic and Creativity Center, di Torun yang merupakan kota kelahiran astronom terkenal Nicolae Copernicus.

Dikatakannya selain itu sebanyak 13 lukisan karya anak-anak Indonesia lainnya juga mendapat kehormatan untuk ikut dipamerkan.

Gubernur Kyavia-Pomerania Piotr Calbecki, mengirimkan undangan kepada Dubes RI Warsawa untuk hadir mewakili Kevil Salim, siswa yang tergabung dalam Ananda Visual Art School dari Bandung, dalam upacara tesebut.

Dubes Hazairin Pohan yang akan menyampaikan kuliah di Universitas Nicolae Copernicus sekaligus membuka Festival Film Indonesia Jumat akan menyaksikan lukisan Kevin dan 13 lukisan anak Indonesia lainnya dan bertemu dengan pantia untuk menerima penghargaan tertinggi yang diperoleh Kevin.

Menurut Any Muryani, pihaknya segera menghubungi keluarga Kevin Salim, menyampaikan kabar kemenangannya dan akan segera mengirimkan hadiah dan penghargaan ke Bandung.(*)

sumber antara

Pengukuhan Angklung Oleh Unesco Masuki Verifikasi

Setelah batik mendapat pengakuan dari Unesco (Badan PBB yang membidangi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) sebagai warisan budaya asli Indonesia, kali ini giliran alat musik angklung didaftarkan ke badan PBB tersebut.

"Pendaftarannya (angklung, red.) telah dilakukan pada 26 Agustus lalu, dan saat ini masih menunggu tahap verifikasi," kata Legal Consultant Saung Angklung Udjo, Deni Danurwenda di sela road show Clinic Angklung Resital 2009 di Semarang, Rabu.

Menurut dia, pengukuhan angklung oleh Unesco sangat diperlukan, untuk membuktikan bahwa angklung sangat berperan terhadap kelangsungan hidup suku bangsa di Indonesia, terutama Jawa Barat sehingga harus dilestarikan.

"Kami masih menunggu proses verifikasi hingga tahun depan, apabila lolos maka Unesco akan mengeluarkan sertifikat yang mengakui bahwa angklung adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia, menyusul batik yang sudah dikukuhkan sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan, kelangsungan kesenian dan kebudayaan Jabar yang didominasi oleh alat yang berbahan dasar bambu saat ini tengah dihadapkan pada percepatan dunia industri, sehingga membutuhkan inovasi dan kreativitas.

"Sepanjang tahun 2008, angklung juga menjadi alat promosi budaya dengan berbagai inovasi yang dilakukan dalam seni pertunjukan," katanya.

Karena itu, kata dia, angklung menjadi alat yang memiliki kekuatan diplomasi budaya dan alat komunikasi non-verbal lintas sektoral yang sangat efektif.

Sementara itu, berkaitan dengan adanya Angklung Resital 2009, Asisten Vice President Micro Business District Centre PT. Bank Mandiri Jateng dan DIY, M. Suhaemi mengatakan, sebagai pihak pendukung acara tersebut mengharapkan generasi muda akan kembali melirik kesenian tradisional.

"Rasa cinta dan bangga terhadap seni dan tradisi lokal yang dimiliki harus terus disegarkan dan dikembangkan," katanya.

Ia mengatakan, bermain musik menggunakan alat yang terbuat dari bambu, terutama angklung sama dengan bermain alat musik lain yang mengandalkan kepekaan perasaan.

"Bermain musik dengan menggunakan kepekaan perasaan dapat menumbuhkan solidaritas yang menciptakan harmoni yang memengaruhi berbagai hal, termasuk dalam kehidupan manusia sehingga perlu ditanamkan di kalangan generasi muda," katanya.

Acara Angklung Resital 2009 akan berlangsung di Saung Angklung Udjo, Bandung pada 19-21 Oktober 2009, namun sebelumnya pihak panitia menggelar road show Clinic Angklung Resital ke berbagai kota, termasuk Semarang.

Selain itu, pihak panitia juga akan menyelenggarakan lomba angklung tingkat SD, SMP, dan SMA yang ditutup saat puncak acara berupa Malam Penganugerahan Karya pada 24 Oktober mendatang di Saung Angklung Udjo, Bandung.

sumber antaran

14 Oktober 2009

Warna Danau Kelimutu Semua Berubah Hijau Muda

Warna Danau Kelimutu, di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur kini berubah lagi, malah semuanya menjadi hijau muda dalam sepekan terakhir. Perubahan terakhir terjadi pada Desember 2008, yaitu pada danau Tiwu Ata Polo dari warna cokelat kehitaman menjadi hijau tua, sedangkan saat ini menyusul danau Tiwu Ata Mbupu yang sebelumnya hijau kehitaman berubah menjadi hijau muda.

Warna air danau Tiwu Ata Mbupu sama den gan danau Tiwu Nua Muri Koo Fai yang memang dominan hijau sejak diteliti oleh B.C.Ch.M.M van Suchtelen tahun 1915. Perubahan warna dari hijau kehitaman ke hijau muda itu berlangsung sekitar Senin (5/10), pekan lalu.

"Biasanya perubahan warna danau terjadi dalam hitungan tahun. Perubahan juga biasanya pada satu kawah, tapi kali ini dalam waktu 8 bulan sudah terjadi perubahan pada dua kawah," kata Kepala Balai Taman Nasional (BTN) Kelimutu, Gatot Soebiantoro, Rabu (14/10), di Ende.

Namun Gatot menyayangkan, peristiwa unik tiada duanya di muka bumi yang baru terjadi itu pihak BTN Kelimutu belum dapat menjelaskan secara ilmiah perubahan warna air di kawah danau dengan ketinggian 1.690 meter di atas permukaan laut tersebut.

Warna air danau Kelimutu pernah diteliti oleh tim Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 2007 ketika warna danau Tiwu Ata Polo masih cokelat kehitaman, lalu danau Tiwu Nua Muri Koo Fai berwarna hijau muda, dan Tiwu Ata Mbupu, hijau lumut.

Fenomena perubahan air danau Kelimutu saat ini relatif cepat. Oleh karena itu Gatot berpendapat, sebaiknya ada semacam stasiun riset geologi untuk wilayah Flores, sehingga fenomena alam seperti sekarang jika ada ahli di bidangnya yang berkantor di Ende, maka akan lebih cepat terpantau aktivitas Gunung Kelimutu yang masih aktif itu, sekaligus dengan hasil analisis ilmiahnya.


sumber kompas

Seabad Punah, Gagak Banggai Khas Sulawesi Ternyata Masih Ada

Gagak banggai (Corvus unicolor) yang dikira telah punah sejak seabad lalu ternyata masih ditemukan di habitat aslinya. Burung tersebut adalah salah satu spesies gagak khas Indonesia yang hidup di Pulau Peleng, Sulawesi.

Selama ini, para ilmuwan hanya mengetahui jejak kehidupan gagak tersebut dari dua ekor spesimennya yang ditangkap tahun 1900. Kedua sampel gagak Banggai itu disimpan di Museum Sejarah Alam Amerika di New York.

Namun, pada tahun 2007, seorang ilmuwan dari Universitas Indonesia bernama Mochamad Indrawan menemukanya kembali di habitat yang sama. Spesimen tersebut kemudian dikirim kepada Pamela Rasmussen, ahli zoologi dari Michigan State University untuk dicocokkan dengan spesiesn lain yang selama ini disimpan.

Rasmussen kemudian membandingkan spesimen yang baru dengan dua sampel yang berusia lebih dari satu abad. Hasil penelitian memastikan bahwa spesiemen-spesimen tersebut dari satu spesies bukan anggota dari gagak hitam spesies lainnya Corvus enca.

"Analisis morfometrik yang saya lakukan, menunjukkan dari empat ekor spesimen yang kami tangkap, jelas berbeda dari spesimen enca. Kami juga menemukan kedua taksonomi tersebut mempunyai perbedaan warna mata, ciri yang penting untuk membedakan gagak," kata Rasmussen. Keempat spesimen gagak Banggai yang baru ditemukan ini saat ini disimpan sebagai koleksi Museum Zoologi Bogor di Cibinong.

Sejak gagak Banggia ditemukan kembali, banyak pengamat burung di Pegunungan Peleng yang mulai merekam keberadaannya baik dalam foto maupun video. Sebuah foto gagak Bangai bahkan telah muncul minggu ini dalam buku "Handbook of the Birds of the World".

Mochamad Indrawan dari Universitas Indonesia, yang mempelopori penemuan ini, mulai fokus untuk melestarikan spesies langka, yang sering diburu oleh warga lokal. Termasuk merekomendasi untuk menjaga hutan sebagai habitat hewan tersebut melalui sistem agrikultural yang berkelanjutan, atau mungkin dengan eko-tourism, untuk mencukupi kebutuhan hidup para warga lokal.

Miss Universe Mainkan Angklung

Miss Universe 2009 asal Venezuela Stefania Vernandez, Minggu, memainkan alat musik tradisional asal Jawa Barat, angklung, dalam kunjunganya ke saung angklung Udjo di jalan Padasuka Kota Bandung, Jabar.

Didampingi Putri Indonesia Putri 2008 dan Putri Indonesia 2009, Stefania disambut tarian tradisional Jabar yang dimainkan anak-anak dan pementasan wayang golek.

Stefania Fernandez menilai, masyarakat Indonesia mesti mencintai budayanya sendiri, apalagi budaya Indonesia banyak diklaim Malaysia.

"Jangan sampai budaya negara sendiri diambil oleh negara lain. Oleh sebab itu kita perlu mencintai budaya sendiri," ujar Stefania.

Sebelumnya Miss Universe baru ini menghadiri penobatan Miss Indonesia di Jakarta, Sabtu malam.
sumber antara

Tiga Naskah Melayu Kuno Dipamerkan di Karimun

Tiga naskah Melayu kuno ditampilkan dalam Pameran Pembangunan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, 11-24 Oktober.

Tiga naskah kuno itu ditampilkan stan Kantor Arsip dan Perpustakaan Karimun, dan menarik perhatian pengunjung pameran di Tanjung Balai Karimun yang dibuka resmi Bupati H Nurdin Basirun, Minggu.

Ada naskah yang ditulis dengan aksara Arab yaitu kisah Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW berbentuk tembang dengan bahasa Jawa kuno (pegon).

``Naskah itu berumur lebih dari seratus tahun dan terbuat dari kulit kayu,`` kata Wiwik, penjaga stan tersebut.

Kemudian, naskah berisi nasehat dan kisah-kisah keagamaan berusia 250 tahun yang terbuat dari kulit kijang, naskah ini ditulis dalam bahasa Melayu/Jawi.

Naskah ketiga adalah hikayat pahlawan Melayu Hang Tuah yang berusia 50 tahun, terbuat dari kertas yang juga berbahasa Melayu/Jawi.

Wiwik menjelaskan, naskah hikayat Hang Tuah itu ditulis dalam lima versi, di antaranya berasal dari penuturan Raja Muda Perak Raja Abdul Jalil Putra Yang Maha Mulia Sri Paduka Sultan Idris yang Dipertuan Negeri Perak.

``Ketiganya biasanya disimpan di kantor perpustakaan dan kebetulan kami pamerkan untuk memperkenalkan sejarah Melayu Kepri,`` kata dia.

Dia mengatakan, antusias pengunjung cukup tinggi ingin mengetahui tentang sejarah naskah tersebut.

Meski sudah berusia tua, ketiga naskah itu masih terlihat utuh dengan kertas yang mulai lusuh kekuning-kuningan.


Pedang Panglima

Selain memamerkan naskah kuno, stan tersebut juga memamerkan sebilah pedang sepanjang satu meter yang diperkirakan terbuat dari kuningan yang merupakan milik Panglima Raja Ali Sambang dari Penyengat, Tanjungpinang, Kepri.

``Kami tidak tahu persis sejarahnya, tapi pedang itu dipinjamkan oleh ahli warisnya untuk dipamerkan ke masyarakat,`` kata Wiwik.

Menurut dia, para pengunjung banyak menanyakan riwayat pedang itu.

Selain memamerkan pedang, stan tersebut juga memamerkan foto pemiliknya yang warna hitam putih dan terlihat sudah lusuh dimakan waktu.

Pameran pembangunan yang dibuka Bupati H Nurdin Basirun pada Minggu siang dikunjungi ribuan warga.

Sebanyak 70 lebih peserta berpartisipasi dalam kegiatan memeriahkan ulang tahun ke-10 kabupaten tersebut.

Warga juga ramai mengunjungi beberapa stan perusahaan granit yang memamerkan batu granit dan kawasan pertambangan, dan stan Kodim 0316 ang menampilkan senjata militer.

Pameran itu juga dirangkai dengan pentas seni, seminar serta pertandingan olahraga.

sumber antara

Paduan Suara Indonesia Raih Tiga Emas di Italia

- Paduan Suara Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (PSM-IPB), Agria Swara dan Paduan Suara Mahasiswa Perbanas meraih medali emas pada kompetisi paduan suara internasional yang berlangsung simultan di dua kota Italia, Rimini dan Rival Del Garda, Senin.

Agria Swara, PSM-IPB meraih medali emas dari Presiden Italia setelah merebut juara satu umum dalam grand final Kompetisi Paduan Suara Internasional ke-3 di kota Rimini, kota wisata pantai sekitar 350 km dari Roma.

Counsellor Pensobud KBRI Roma Musurifun Lajawa kepada koresponden Antara London, Selasa mengatakan selain itu Agria Swara meraih medali emas kategori campuran (mixed choir),

Dikatakannya paduan suara Agria Swara juga meraih juara dua kategori pria (male choir) setelah menyisihkan 17 kontingen Paduan Suara dari 13 negara, diantaranya, Inggris, Rusia, Italia, Polandia, Ukraina dan Venezuela.

Keberhasilan Agria Swara, yang terdiri atas 46 penyanyi dengan konduktor Arvin Zeinullah, yang membina Agria Swara beberapa tahun terakhir juga berhasil meraih predikat "the best conductor".

Dengan kesuksesannya yang fenomenal ini, Agria Swara menjadi bintang utama pada malam penutupan acara, ujarnya.

Lagu Indonesia Raya dan Nyiur Melambai dikumundangkannya di Il Tetrro Novielli, yang dipadati sekitar 400 penonton.

Menurut Musurifun Lajawa, ada hal yang menarik dengan tampilnya kontingen Indonesia bersama Polandia pada sesi foto bersama yang membawa bendera kedua negara. Indonesia dengan bendera merah putih, sedangkan Polandia membawa bendera putih merah.


PSM Perbanas

Sementara itu, Paduan Suara Mahasiswa Perbanas (PSM Perbanas), Jakarta, merebut golden diploma, sebagai juara satu pada kategori lagu-lagu etnis (musica traditionale) dan musik agama (musica religiosa).

Dalam kompetisi Paduan Suara Internasional ke-8, di Riva Del Garda, PSM Perbanas menyisihkan 18 negara peserta, diantaranya, Austria, Jerman, Inggris, Iran, Italia, Arab Saudi, Spanyol dan Swiss.

Seperti halnya konduktor Agria Swara IPB, dirijen PSM Perbanas Agustinus Bambang Jusana, juga berhasil melengkapi keunggulan kontingen Perbanas di Riva Del Garda, 800 km dari Roma, dengan meraih gelar "the best konductor".

Keberhasilan PSM Perbanas sebagai juara satu pada kategori lagu-lagu gereja sempat mengundang kekaguman bukan saja dari penonton tetapi juga kontingen paduan suara negara-negara Eropa, yang mayoritas penganut Kristen.

Tim Perbanas terdiri atas 42 orang dan hampir semuannya beragama Islam.

Kontingen Perbanas yang berpakaian tradisional Papua dengan lagu unggulan Yamko Rambe berhasil membuat suasana kompetisi ramai.

Sedikitya 700 penonton yang memadati Gereja Santa Maria Assunta, memberikan standing ovation meriah hingga semua anggota kontingen Indonesia duduk kembali.

Dewan juri bahkan meminta PSM Perbanas untuk tampil menghibur penonton dengan pakaian dan lagu yang sama pada malam acara penutupan.

Dalam kesempatan itu Dr. Paola Toddei, mewakili Wali Kota Rimini, dalam sambutan menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada korban gempa di Sumatra Barat kepada Wakil Kepala Perwakilan RI Roma, Yuwono A. Putranto.

sumber antara

11 Oktober 2009

Orkestra Musik Angklung Meriahkan HUT OKI di Jenewa

Kelompok orkestra musik tradisional angklung “Le Sangkuriang” yang membawakan lagu populer, legendaris dan berirama reggae menggetarkan undangan yang hadir pada perayaan ulang tahun ke-40 Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kantor OKI Jenewa.

Perayaan HUT OKI dihadiri Sekretaris Jenderal OKI, Prof Ekmeleddin Ihsanoglu bersama duta besar negara-negara OKI, termasuk Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya, Duta Besar Dian Triansyah Djani.

Demikian dikatakan Sekretaris Pertama Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) Jenewa Yasmi Adriansyah, Minggu (11/10).

Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu dalam kesempatan itu atas nama OKI menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada saudara-saudara di Indonesia yang menjadi korban bencana gempa bumi.

Ihsanoglu juga menyampaikan kekagumannya akan seni budaya Indonesia yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia memiliki kekayaan seni budaya seperti atraksi orkestrasi angklung. Hal ini menjadi contoh bagi negara anggota OKI lainnya.

Sementara itu Dubes Triansyah Djani menyatakan, penampilan angklung Indonesia pada acara ini merupakan salah satu sumbangsih nyata PTRI Jenewa pada perayaan HUT ke-40 OKI.

Dubes Djani mengatakan, diplomasi dapat dilakukan melalui berbagai cara dan tingkatan, dari bilateral, regional, sampai multilateral dengan berbagai media diantaranya melalui kesenian yang menjadi salah satu media diplomasi yang dinilai cukup ampuh.

Kelompok “Le Sangkuriang” menampilkan berbagai komposisi dunia, dari lagu populer seperti “Pepito” dan “Champs-Elysees”, “Kingston Town” yang berirama reggae, sampai “Heal the World” yang dipopulerkan penyanyi legendaris Michael Jackson. Selain itu juga ditampilkan lagu tradisional Indonesia bernada pentatonis “Manuk Dadali” .

Sementara itu bagi Kelompok “Le Sangkuriang”, acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi angklung, tetapi juga membawa nama Indonesia di pentas antarbangsa. Terlebih “Le Sangkuriang” merupakan satu-satunya kelompok seni yang diminta OKI untuk mengisi acara.

“Le Sangkuriang” adalah kelompok angklung yang terdiri atas masyarakat Indonesia dan para sahabat Indonesia di Jenewa pernah dilatih Sam Udjo dari Saung Angklung Udjo.

sumber suryaonline

Mahasiswa Stikom Surabaya Ciptakan Angklung Otomatis

Seorang programer komputer mengoperasikan alat musik angklung yang telah diprogram dengan microcontroller, di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Surabaya, Jumat (9/10). (ANTARA/Bhakti Pundhowo)@Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer (SK) di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya, Kadek Kertayasa, menciptakan Angklung Otomatis.

"Angklung merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, sedang angklung otomatis merupakan karya tugas akhir Kadek yang mendapatkan nilai A," kata dosen pembimbing Kadek, yakni Ihyauddin S.Kom, di Surabaya, Jumat.

Di sela-sela Halal bihalal STIKOM Surabaya bersama pers, ia menjelaskan cara kerja Angklung Otomatis terkait ihtiar pemerintah mendaftarkan angklung sebagai alat musik tradisional warisan budaya Indonesia ke UNESCO pasca pengakuan dunia terhadap wayang, keris, dan batik.

Menurut Ihyauddin, Angklung Otomatis merupakan alat musik yang diberi memori pada bagian mikro kontroler untuk menyimpan lagu-lagu.

"Tapi, penyimpanan lagu-lagu itu tidak dapat langsung dipindahkan dari komputer ke memori itu, melainkan lagu yang hendak disimpan perlu diubah dari bentuk notasi ke program ehxa agar memori yang ada dapat membaca notasi lagu itu," katanya.

Untuk proses pembuatan karya tugas akhir "Angklung Otomatis" itu, katanya, mahasiswa yang dibimbingnya itu hanya mampu menyimpan 3-5 lagu.

"Kapasitas memori yang ada memang sebesar 32 KB (kilobyte), tapi hanya mampu menyimpan 3-5 lagu, karena perlu perubahan notasi ke dalam bentuk program Ehxa itu," katanya.

Namun, katanya, kapasitas penyimpanan lagu dapat ditingkatkan dengan menambahkan memori eksternal sebesar 64 KB, sehingga dapat menyimpan lebih dari lima lagu.

"Lagu yang disimpan dalam memori Angklung Otomatis atau bisa juga disebut Robot Angklung itu hanya ada tiga lagu yakni Gambang Suling, RA Kartini, dan Jula Juli," katanya.

Dosen mikrokontroler STIKOM Surabaya itu mengatakan Angklung Otomatis itu akan menyuarakan lagu-lagu yang tersimpan dalam memori dengan adanya "Motor DC" yang terhubung antara memori dengan setiap rangkaian bambu dalam alat musik itu.

"Motor DC itulah yang mengatur panjang-pendeknya suara. Selain itu, Angklung Otomatis itu juga dilengkapi dengan display untuk pemilihan lagu melalui keypad dan alat tombol," katanya.

Ditanya biaya yang diperlukan untuk pembuatan Angklung Otomatis atau Robot Angklung itu, ia mengatakan biayanya berkisar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.

"Biaya itu untuk membeli angklung asli Bandung yang harganya berkisar Rp800 ribu, komponen memori dan motor, dan sejumlah alat mekanik lainnya," katanya.

Dalam abstrak yang ditulisnya, Kadek yang saat ini masih pulang ke kampung halaman di Bali pasca wisuda itu menjelaskan bahwa Motor DC adalah salah satu alat untuk mengubah tenaga listrik menjadi energi mekanik.

"Dengan menggunakan motor DC dapat meringankan beban manusia dalam bekerja.

Idenya dengan menggabungkan alat musik angklung, motor DC, keypad, LCD, dan micro controller, sehingga menghasilkan irama musik angklung yang enak didengar layaknya music player yang ada di pasaran," katanya.

Ia menambahkan Angklung Otomatis itu dirancang karena alat musik modern saat ini sudah mengarah ke alat musik yang elektrik, sehingga mudah dimainkan seperti drum electric, gitar listrik, dan keyboard.

"Karena itu, alat musik tradisional seperti gamelan, kulintang, seruling, angklung juga perlu dilestarikan dengan membuatnya sebagai alat musik elektrik," katanya.(*)

sumber antaranews