28 September 2010

Tim Catur Putra dan Putri Bersinar Lagi

Tim catur putra dan putri Indonesia kembali mengukir prestasi dengan mengalahkan lawan-lawan mereka pada babak keenam Olimpiade Catur Remaja ke-39 di Tenis Centre, Khanty-Mansiysk, Rusia, Senin (27/9/2010) waktu setempat.
Tim putra menghentikan perlawanan tim ICSC yang terdiri dari para pecatur tuna runggu yang berasal dari berbagai negara. Sementara tim putri sempurna menundukan Turmeknistan.
Pecatur putra, IM Irwanto Sadikin (2419) membuka kemenangan Indonesia melawan IM Salou Sergej. Permintaan draw dari pemain asal Jerman berating 2271 ini ditolak Irwanto.
"Saya sudah bertekad harus menang, apalagi melawan pecatur dengan keterbatasan seperti itu. Malu kalau sampai kalah," ungkap irwanto selepas pertandingan.
Sementara IM Taufik Halay (2358) yang turun di meja tiga justru meminta remis saat melihat posisi bidak-bidak caturnya sudah dalam kondisi tak menguntungkan. Namun Klasan Vladimir (2393) yang berasal dari Serbia itu tampaknya tak paham isyarat yang diberikan Taufik, sehingga pertandingan pun terus berlanjut. Namun tak disangka, kegagalan komunikasi ini justru menghasilkan 1 angka lagi.
GM Susanto Megaranto (2516) menambah poin tim putra dengan menundukkan pecatur asal Israel GM Gruenfeld Yehuda (2464). Hanya IM Tirta Chandra Purnama (2400) yang agak kerepotan menghadapi IM Collutis Dullio (2447) yang berasal dari Italia, dan harus puas dengan posisi remis.
Di kubu putri, WCM Medina Warda Aulia (2011) mengawali posisi remis atas WFM Atabayeva Govel (2116). Disusul kemudian dengan kemenangan WGM Irene Kharisma Sukandar (2372) atas WGM Geldiyeva Mahri (2260).
WCM Chelsie Monica Sihite (2014) pun tak mau ketinggalan. Ia pun mengalahkan WFM Ovezova Meiza (2117). Satu-satunya yang menyerah di tangan tim Turmeknistan adalah Dewi AA Citra (1987) yang dikalahkan WFM Haliayeva (2174).
Dengan kemenangan ini maka tim Indonesia di hari ke-7, Selasa (28/9/2010) waktu setempat akan kembali ke small hall yaitu ruangan kecil bagi 27 meja (54 regu) tim putra ranking atas dan 14 meja (28 regu) tim putri ranking atas.
Tim putra Indonesia akan main di meja 25 melawan tim Latvia dengan salah satu pecaturnya the living legend Evgeny Sveshnikov yang turun di papan dua. Sementara tim putri bermain di meja 12 menghadapi Polandia.

sumber kompas

Suriname Sambut Ramayana

Pergelaran sendratari Ramayana yang mengisahkan Rama dan Shinta mendapatkan sambutan meriah dari para pengunjung Festival Budaya Indonesia di Gedung Thalia Teater, Suriname.
Pertunjukan yang digelar Sabtu malam (25/9) di Paramaribo, ibu kota Suriname tersebut, disaksikan ratusan penonton yang memadati gedung pertunjukan terbesar di negara tersebut.
Sendratari Ramayana yang dibawakan para penari dari Yogyakarta tersebut, mengisahkan usaha Rama untuk merebut kembali kekasihnya Dewi Shinta yang diculik raja raksasa Rahwana.
Sandiwara tari yang biasanya ditampilkan di arena Sendratari Ramayana Candi Prambanan Yogyakarta dalam waktu sekitar tiga jam itu, dimainkan di Thalia Teater lebih pendek yakni 30 menit.
Usai pertunjukan digelar terdengar sambutan tepuk tangan penonton memenuhi gedung berkapasitas 500 orang tersebut.
Selain Sendratari Ramayana, gelar tarian Jepindo Dwimuko yang dibawakan penari Didik Nini Thowok juga mendapatkan sambutan meriah dari para pengunjung Thalia Teater.
Tarian yang menampilkan karakter dua penari wanita yakni Jepang dan Indonesia tersebut, dibawakan secara komedi oleh seniman dari Yogyakarta itu, sehingga mampu memancing gelak tawa pengunjung.
Sejumlah kesenian lain dari Indonesia yang ditampilkan yakni Tari Bambangan Cakil, Tari Gebyar Batik, Tari Krincing Mas, sajian musik aklung yang dibawakan anak-anak KBRI Suriname yang sebelumnya dibuka dengan tarian Lambang Sari karya Guruh Soekarno Putra.
Pergelaran Festival Budaya Indonesia dalam rangka "Indofair 2010" itu juga menggelar lantunan tembang-tembang Jawa dari penyanyi asal Solo, Jawa Tengah, yang terkenal di Suriname Yan Velia serta penyanyi setempat.
Sekjen Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Wardiyatmo, mengharapkan Suriname yang memiliki kesamaan sosial dan budaya dengan Indonesia, khususnya Jawa diharapkan mampu menjadi jembatan kebudayaan Indonesia ke dunia internasional, terutama kawasan Amerika Selatan.
Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono | Sumber : ANT

Kerangka Manusia Prasejarah di Aceh

Kawasan Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah pernah dihuni manusia zaman prasejarah, setelah ditemukannya batu kapak persegi dan sejumlah tulang manusia di ceruk (gua) hulu Danau Lauttawar.
Dua peneliti senior dari Balai Arkeologi (BALAR) Medan Sumatera Utara, Ketut Wiradnyana dan Lucas Partanda Koestoro di Takenon, Minggu mengatakan, banyak ceruk di Mendale yang kini sedang digali (eksavasi) ditemukan beberapa kepingan budaya masa lalu, seperti gerabah, molusca bahkan tulang manusia dan kerangka.
"Salah satu temuan terbaru adalah kerangka manusia di Ujung Karang Kebayakan yang merupakan titik penggalian baru setelah ceruk Mendale," kata Ketut bersama enam arkeolog lainnya yang kini sedang melakukan penelitian.
Menurut Ketut, temuan kerangka manusia di Ujung Karang dalam kondisi terlipat belum dapat dipastikan umurnya karena masih dalam proses penggalian. "Mungkin hari Selasa mendatang semua bagian kerangka manusia tersebut akan dapat dilihat secara utuh," kata Ketut.
Dikatakan, dengan ditemukannya kerangka manusia di Ujung Karang Kebayakan, berarti sudah dua kerangka manusia ditemukan BALAR Medan di dua lokasi berbeda, Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang.
"Semakin menarik temuan di Aceh Tengah. Semoga dapat membuka tabir sejarah masa lalu dari temuan sisa-sisa atau sampah masa lalu," sebut Lucas.
Rasa penasaran peneliti arkeolog Sumatera dari BALAR Medan semakin besar setelah salah seorang warga Takengon Zulkifli MD, mengatakan kepada peneliti dari BALAR bahwa di daerah Umang Isaq Kecamatan Linge ditemukan beberapa bentuk tulisan (goresan) di atas batu.
"Saya yakin tulisan tersebut bukan dibuat sekarang karena batunya sudah berlumut dan bentuk tulisan/goresan yang tidak saya pahami," kata Zulkifli.
Menurut para peneliti arkelolog, guna mengetahui umur, semua temuan di seputaran Mendale, diperlukan analisa karbon di Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono | Sumber : ANT

27 September 2010

TNI Siapkan Pembangunan Satu Batalion Tank

Komando Daerah Militer XII Tanjungpura mulai membangun satu batalion tank bagian Komando Strategi dan Cadangan Angkatan Darat awal tahun 2011 guna menambah kekuatan di kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

"Batalion tank itu akan kami tempatkan di Kabupaten Bengkayang, untuk memudahkan mobilisasinya kendaraan berat itu di sepanjang kawasan perbatasan Kalbar - Malaysia," kata Komandan Korem 121 Alambhana Wanawai Kolonel Inf Toto Rinanto di Pontianak, Sabtu.

Ia menjelaskan, rencana pembentukan batalion tank itu secara detil masih digodok di Mabes TNI AD.

"Pada dasarnya kami siap mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik dari gangguan luar dan dalam," kata Totok.

Menurut dia, lokasi akan dibangunnya batalion tank itu sudah dipersiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkayang.

"Saya bersama Pangdam XII Tanjungpura sudah turun langsung meninjau lokasi pembangunan batalion tersebut," ujarnya.

Sebelumnya Panglima Kodam XII Tanjungpura Mayjen TNI Moeldoko membenarkan, pembangunan batalion tank di Bengkayang akan dimulai pada 2011. Jumlah personel yang ditempatkan untuk batalion tersebut sekitar 600 orang.

"Sekarang, yang ada hanya setingkat Detasemen Kavaleri," kata dia.

Selain itu, jenis tank yang digunakan saat ini akan diganti dengan yang berkapasitas dan kemampuan tempur lebih baik. Jumlahnya pun lebih banyak.

Menurut dia, penempatan batalion tank di Bengkayang dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan poros tengah di Kalbar.

Mobilisasi ke berbagai daerah di Kalbar juga lebih mudah dan cepat karena infrastruktur relatif baik.

"Misalnya menuju Sanggau, atau daerah perbatasan lainnya, mudah dilakukan," kata Moeldoko.

Kodam XII Tanjungpura juga akan terus melakukan pembinaan teritorial terpadu dengan pemerintah daerah setempat di wilayah perbatasan. Diantaranya mengenai aspek kesadaran bela negara, kewarganegaraan yang sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Ia melanjutkan, penanganan di perbatasan perlu dilakukan secara menyeluruh. "Tidak hanya membangun sistem pertahanan dan keamanan," katanya.

Kodam XII Tanjungpura bermarkas di Pontianak dengan cakupan dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

ANTARA News

Ada 7 Peti Jenazah Zaman Batu di Blora

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah bakal meneliti peti jenazah dari batu (sarkofagus) yang ditemukan di Desa Bleboh, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Peti tersebut merupakan temuan berharga lantaran diduga berasal dari zaman megalitik atau batu. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Blora, Suntoyo, Minggu (26/9/2010) malam, mengatakan, BP3 Jateng telah menanggapi surat dan informasi yang diberikan pemerintah.
Mereka akan datang ke lokasi pada Senin (27/9/2010) siang. "Tujuannya adalah mengecek lokasi temuan sekaligus mengidentifikasi peninggalan-peninggalan di kompleks itu yang masih tersisa," kata dia.
Kubur peti batu pertama kali ditemukan dan diteliti pada 1934 di sebuah bukit di Pegunungan Kendeng Utara, Blora. Kemudian pada medio September 2010, ditemukan lagi kompleks kubur peti batu sekitar 500 meter dari lokasi temuan lama.
Kubur itu berbentuk menyerupai peti, namun terbuat dari batu-batu pipih, bukan kayu. Jumlah kubur peti batu di dua lokasi itu adalah sembilan kubur. Dua masih utuh, sedangkan sisanya telah rusak. Kubur posisinya membujur dari timur ke barat.

sumber kompas

24 September 2010

Olimpiade Astronomi dan Astrofisika : Indonesia Raih 3 Perak dan 2 Perunggu

Tim Indonesia berhasil memperoleh tiga medali perak dan dua perunggu di ajang Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika ke-4 (4th International Olympiad on Astronomy and Astrophysics/IOAA) tingkat pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang digelar di Beijing, Republik Rakyat China, 12-21 September 2010. Tim nasional Indonesia bersaing dengan 24 tim lainnya dari 22 negara untuk uji teori, pengamatan, praktik pengolahan data, dan kompetisi tim.

Perolehan medali perak tim Indonesia tersebut di antaranya diraih oleh Raymond Djajalaksana dari SMA IPEKA Sunter, Jakarta, Anas Maulidi Utama, SMA Negeri 5 Surabaya, Jawa Timur, serta Hans Triar Sutanto, SMAK 2 Petra Surabaya, Jawa Timur. Sementara itu, medali perunggu diraih oleh Ahmad Raditya Cahya dari SMA Negri 1 Yogyakarta dan Widya Ageng Setyo Tetuko, SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah.

Kepala seksi Bakat dan Prestasi Siswa SMA Kemendiknas RI Suharlan kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (22/9/2010), mengungkapkan, dalam IOAA kali ini, tim Indonesia berada pada ranking ke-13 dari total 24 tim dari 22 negara. Sedangkan juara umum diraih oleh India dengan perolehan tiga emas dan dua perunggu. Salah seorang siswa dari India memperoleh Best Theory, sedangkan Best Practical dan Absolute Winner diraih oleh siswa dari Polandia.

Dr Suryadi Siregar, pimpinan tim Indonesia, menambahkan, bahwa penilaian untuk kategori team competition diambil dari kecepatan tim dalam merakit sebuah teleskop. "Tapi tidak hanya cepat, tapi teleskop juga harus terpasang dengan baik dan seimbang kedudukannya," ujar Suryadi.

Suryadi mengatakan, untuk kategori team competition dimenangkan oleh tim Thailand, sementara tim Indonesia meraih posisi kedua, dan Iran posisi ketiga. Menurutnya, perolehan nilai antar-peserta bersaing amat ketat.

"Di sini diperlukan tugas seorang team leader, karena selain ikut menganalisa soal-soal yang akan diujikan, posisinya juga harus bisa menerjemahkan soal ke dalam bahasa Indonesia, memeriksa hasil pekerjaan siswa Indonesia dan yang juga tidak kalah penting berdebat dengan juri memperjuangkan penilaian yang fair bagi siswa Indonesia," tambahnya.

Adapun evaluasi umum dari hasil tim Indonesia pada ajang IOAA ke-4 ini dikatakan lebih baik dari IOAA ke-3 di Iran. Para siswa telah dibekali oleh tim pelatih dari Program Studi Astronomi, FMIPA, ITB selama sekitar 4 bulan. Beberapa kekurangan seperti aspek psikologis siswa ketika mengukti tes, ketelitian dan beberapa materi yang perlu diperdalam akan menjadi bahan evaluasi tim pelatih, agar di tahun-tahun berikutnya tim Indonesia dapat meraih hasil yang lebih baik.

"Memang tim India mempersiapkan siswanya dengan baik pada kategori Kompetisi Teori yang diakui oleh team leader India, tapi pada Kompetisi Analisa Data dan Observasi tim Indonesia dan India setara," lanjut Suryadi.

Di ajang ini, para peserta selain berkompetisi juga mengikuti kegiatan ceramah ilmiah dari Prof Richard de Grijs dari Peking University dan seorang profesor dari National Astronomy Observatory of China (NAOC) yang menjelaskan tentang proyek-proyek besar astronomi yang didanai oleh negara China. Para peserta juga dihibur dengan mengikuti tur ke Great Wall dan Forbidden City.

sumber kompas.com

Mahasiswa RI Raih Penghargaan Internasional Bidang Fisika

Ali Khumaeni, mahasiswa program master dari Fukui University, mendapatkan penghargaan best paper tingkat internasional bidang aplikasi "Laser-Induced Breakdown Spectroscopy" (LIBS) pada konferensi internasional LIBS ke-6 di Amerika Serikat pada September ini.

Makalahnya yang berjudul "Direct Analysis of Powder Sample Using Transversely Excited Atmospheric CO2 Laser-Induced Metal-Assisted Gas Plasma at 1 atm by Introducing the Powder Particles into the Plasma" dinilai punya orisinalitas oleh para juri.

Menurut Khumaeni dalam surat elektroniknya, riset yang ia lakukan meneliti tentang kandungan nutrisi (seperti kalsium dan sodium) dalam makanan dan produk farmasi serbuk (seperti beras bubuk, tepung, dan multivitamin) dengan menggunakan teknik LIBS dengan memanfaatkan suatu metode baru bernama TEA CO2 laser.

Dengan metode baru itu, waktu analisis produk farmasi serbuk dapat dihemat karena dilakukan tanpa harus memadatkan contoh serbuk itu. Selain itu, dengan sensitifitas deteksi atom yang sangat tinggi, metode ini dapat mendeteksi atom-atom logam berat hingga konsentrasi sangat rendah sampai 1-10 ppm (part per million).

Khumaeni bergelar sarjana sains dari Universitas Diponegoro di bidang Fisika dengan skripsi yang juga membahas mengenai aser plasma spektroskopi di bawah bimbingan Prof. Dr. Wahyu Setiabudi, seorang profesor di Departemen Fisika Universitas Diponegoro dan Dr. Koo Hendrik Kurniawan, Kepala Maju Makmur Mandiri Research Center (M3RC) Jakarta Barat.

Di Indonesia, teknik ini bisa diaplikasikan di perusahaan-perusahaan makanan serbuk, farmasi dan obat-obatan untuk menganalisis persentase kandungan unsur di dalam makanan atau obat-obatan serbuk yang diperlukan tubuh dan menganalisis kemungkinan makanan atau obat-obatan mengandung atom-atom logam berat dengan konsentrasi tinggi.

Saat ini belum ada perusahaan di Indonesia yang menggunakan teknik LIBS. Mayoritas menggunakan X ray flouresecence (XRF) padahal teknik ini tidak bisa mendeteksi atom-atom ringan seperti boron yang kurang baik bagi tubuh jika terkandung dalam makanan dengan konsentrasi tinggi.

Pemuda kelahiran 14 Juli 1983 mengakui bahwa ide riset ini berasal dari pembimbingnya, Prof. Kiichiro Kagawa.

Walau mengalami kesulitan saat eksperimen untuk menghasilkan data garis emisi atom, tapi secara bertahap ia dan rekannya dapat mendeteksi atom logam berat hingga level 1-10 ppm.

Khumaeni melakukan riset ini bersama dengan tiga orang rekannya yaitu Zener Sukar Lie (mahasiswa doktor dari Indonesia), Tetsuya Yamamoto dan Keisuke Nakayama (Mahasiswa S1 dari Jepang).

Untuk rencana ke depannya, ia dan rekan akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk mengaplikasikan metode ini. Sudah ada beberapa perusahaan di Jepang yang tertarik dan tidak tertutup kemungkinan melakukan kerja sama dengan perusahaan di Indonesia.

Penelitian lain Khumaeni di bidang spektroskopi juga sudah dimuat di berbagai jurnal internasional seperti Journal of Current Applied Physics dan Journal of Optics and Laser Technology.
(KR-DLN/A038)

sumber antaranews

Orang Kediri Sukses Di Jepang

Tapi cerita itulah yang terjadi pada diri Khoirul Anwar, dosen sekaligus peneliti asal Indonesia yang bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing, Japan Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang.

Saat terdesak karena harus mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset, Khoirul memeras otaknya. Akhirnya ide itu muncul juga dari Dragon Ball Z, film animasi Jepang yang kerap ia tonton.

Ketika Goku, tokoh utama Dragon Ball Z, hendak melayangkan jurus terdahsyatnya, 'Genki Dama' alias Spirit Ball, Goku akan menyerap semua energi mahluk hidup di alam, sehingga menghasilkan tenaga yang luar biasa.

"Konsep itu saya turunkan formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian saya," kata Khoirul, kepada VIVAnews melalui surat elektroniknya, Jumat 13 Agustus 2010.

Maka inspirasi itu kini mewujud menjadi sebuah paper bertajuk "A Simple Turbo Equalization for Single Carrier Block Transmission without Guard Interval."

hoirul memisalkan jurus Spirit Ball Goku sebagai Turbo Equalizer (dekoder turbo) yang mampu mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat interferensi gelombang.

Asisten Profesor berusia 31 tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya 'tak mungkin' di dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer-lah yang akan membatalkan interferensi sehingga receiver bisa menerima sinyal tanpa distorsi.

Dengan mengenyahkan GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoritis malah bisa menghilangkan rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI. Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan akibat distorsi (error correction coding).

"GI sebenarnya adalah sesuatu yang ‘tidak berguna’ di receiver selain hanya untuk menjadi pembatas. Jadi mengirimkan power untuk sesuatu yang ‘tidak berguna’ adalah sia-sia," kata Khoirul.

Gagasan ini sendiri, dikerjakan Khoirul bersama Tadashi Matsumoto, profesor utama di laboratorium tempat Khoirul bekerja. Saat itu ia dan Tadashi hendak mengajukan proyek ke Kinki Mobile Wireless Center.

Setelah menurunkan formula matematikanya secara konkrit, Khoirul meminta rekannya Hui Zhou, untuk membuat programnya.



Metode ini bisa dibilang mampu memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi ia bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA (3G), dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.

Ia juga bisa diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit, maupun di daerah pegunungan. Sebab di daerah tadi biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang.

Tak heran bila temuan ini membesut penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientistpada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan.

Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei Technology.

***

Ini bukan sukses pertama bagi Khoirul. Pada 2006, pria asal Kediri, Jawa Timur itu juga telah menemukan cara mengurangi daya transmisi pada sistem multicarrier sepertiOrthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) dan Multi-carrier code division multiple access (MC-CDMA).

Caranya yaitu dengan memperkenalkan spreading code menggunakan Fast Fourier Transform sehingga kompleksitasnya menjadi sangat rendah. Dengan metode ini ia bisa mengurangi fluktuasi daya. Maka peralatan telekomunikasi yang digunakan tidak perlu menyediakan cadangan untuk daya yang tinggi.

Belakangan, temuan ini ia patenkan. Teknik ini telah dipakai oleh perusahaan satelit Jepang. Dan yang juga membuatnya membuatnya kaget, sistem 4G ternyata sangat mirip dengan temuan yang ia patenkan itu.

Namun, putra dari pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi itu, tak pernah lupa dengan asalnya. Hasil royalti paten pertamanya itu ia berikan untuk ibunya yang kini hidup bertani di Kediri. "Ini adalah sebagai bentuk penghargaan saya kepada orang tua, terutama Ibu," katanya.

Ayah Khoirul meninggal karena sakit, saat ia baru lulus SD pada 1990. Ibunyalah kemudian berusaha keras menyekolahkannya, walaupun kedua orang tuanya tidak ada yang lulus SD.

Sejak kecil, Khoirul hidup dalam kemiskinan. Tapi ada saja jalan baginya untuk terus menuntut ilmu. Misalkan, ketika melanjutkan SMA di Kediri, tiba-tiba ada orang yang menawarkan kos gratis untuknya.

Saat ia meneruskan kuliah di ITB Bandung, selama 4 tahun ia selalu mendapatkan beasiswa. "Orang tua saya tidak perlu mengirimkan uang lagi," kata Khoirul mengenang masa lalunya. Otaknya yang moncer terus membawa Khoirul ke pendidikan yang tinggi.

Ia mendapatkan beasiswa S2 dari Panasonic, dan selanjutnya beasiswa S3 dari perusahaan Jepang. "Alhamdulillah, meski saya bukan dari keluarga kaya, tetap bisa sekolah sampai S3. Saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pemberi beasiswa." katanya.

***
Sukses di negeri orang tak membuatnya lupa dengan tanah kelahiran. "Suatu saat saya juga akan tetap pulang ke Indonesia. Setelah meraih ilmu yang banyak di luar negeri," kata Khoirul.

Di luar kehidupannya sebagai seorang periset, Khoirul juga mengajar dan membimbing mahasiswa master dan doktor. Kedalaman pengetahuan agama pria yang sempat menjadi takmir masjid di SMA-nya itu, juga membawanya sering didaulat memberi ceramah agama di Jepang, bahkan menjadi Khatib shalat Iedul Fitri.

Tak hanya itu, Khoirul juga kerap diundang memberikan kuliah kebudayaan Indonesia. "Keberadaaan kita di luar negeri tak berarti kita tidak cinta Indonesia, tapi justru kita sebagai duta Indonesia," kata dia.

Selama mengajar kebudayaan Indonesia, ia banyak mendengar berbagai komentar tentang tanah airnya. Ada yang memuji Indonesia, tentu, ada pula yang menghujat. Untuk yang terakhir itu, ia biasanya menjawab dalam bahasa Jepang: Indonesia ha mada ganbatteimasu (Indonesia sedang berusaha dan berjuang).

***
Kini, Khoirul tinggal di Nomi, Ishikawa, tak jauh dari tempat kerjanya, bersama istrinya, Sri Yayu Indriyani, dan tiga putra tercintanya. "Semua anak saya memenuhi formula deret aritmatika dengan beda 1.5 tahun," Khoirul menjelaskan.

Yang paling besar lahir di Kawasaki, Yokohama, berusia 7 tahun. Yang kedua lahir di Nara berusia 5,5 tahun, dan ketiga juga lahir di Nara, kini berusia 4 tahun. Ia tak sependapat dengan beberapa rekan Jepangnya, yang mengatakan kehadiran keluarga justru akan mengganggu risetnya.

Baginya keluarga banyak memberikan inspirasi dalam menemukan ide-ide baru. "Belakangan ini saya berhasil menemukan teknik baru dan sangat efisien untuk wireless network saat bermain dengan anak-anak," katanya.

Malahan, Khoirul sering mengajak anak-anaknya melakukan riset kecil-kecilan di rumahnya. Bersama anak-anaknya pula, Khoirul sering menyempatkan waktu menonton bersama, terutama film animasi kegemarannya: Dragon Ball Z, Kungfu Panda, Gibli, atau Detektif Conan.

"Film animasi mengajarkan anak kita nilai yang harus kita pahami dalam kehidupan," kata Khoirul. Film animasi Gibli, misalnya, banyak bercerita bagaimana seharusnya manusia bisa bersahabat dengan alam, tidak merusaknya, serta mencintai mahluk hidup.

Bahkan ide dan semangat baru terkadang muncul dari menonton film. Misalnya nilai kehidupan yang dia petik dari film Kungfu Panda: 'There is no secret ingredient, just believe'. "Nilai ini saya artikan bahwa tidak ada rahasia sukses, percayalah bahwa apapun yang kita kerjakan bisa membuat kita sukses." kata Khoirul.(np)


• VIVAnews

Tenun Indonesia Dikagumi di Athena

Pesona kain tenun Nusantara dari beberapa daerah di Indonesia turut menyemarakkan resepsi diplomatik di KBRI Athena belum lama ini.

"Sebanyak 50 kain tenun koleksi Ibu Anita Rusdi dan anggota Dharma Wanita KBRI Athena dipamerkan dalam acara itu," ujar Sekretaris Ketiga KBRI Athena Gina Fadilla dalam keterangan pers yang diterima Antara, Kamis (23/9/2010).

Menurut Gina Fadilla, acara resepsi peringatan HUT RI itu dihadiri sekitar 400 orang. Pelaksanaannya sengaja diundur mengingat tanggal 17 Agustus masih dalam suasana puasa Ramadhan dan umumnya pejabat Yunani dan kalangan korps diplomatik banyak yang libur panjang musim panas.

Para undangan umumnya merasa kagum atas dekorasi dan barang kerajinan seni yang dipamerkan, seperti patung burung Jetayu, ukiran, gamelan mini, wayang golek, lukisan yang ditata rapi dan dikombinasikan dengan kain tenun, serta kain batik koleksi pribadi istri Duta Besar RI itu.

Kepala Protokol Negara yang mewakili Pemerintah Yunani menyampaikan kekagumannya atas koleksi yang ditampilkan.

Dubes RI untuk Yunani Ahmad Rusdi mengatakan, penyelenggarakan resepsi ini bertujuan agar para tamu dan relasi dapat merasakan indahnya tatanan dekorasi Wisma Duta bernuansa kerajinan, barang seni, dan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Acara resepsi itu juga bertujuan agar para tamu undangan dapat mencicipi dan menikmati kuliner khas Nusantara, yang diracik juru masak dari Wisma Duta dan anggota Dharma Wanita dengan bantuan masyarakat Indonesia yang tinggal dan bekerja di Athena.
Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono | Sumber : ANT

22 September 2010

Kain Tenun Gedog Tembus Pasar Asia

Produk kerajinan kain tenun gedog Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang dipamerkan dalam gelar Teknologi Tepat Guna Nasioanl XII di Yogyakarta, 22-26 September 2010, sudah menembus pasar Asia.

Salah seorang perajin tenun gedog asal Tuban, Jawa Timur, Uswatun Hasanah, di Yogyakarta, Rabu, mengatakan, kain tenun gedog dari Tuban sudah merambah pasar beberapa negara di kawasan Asia, bahkan sebagian juga dipasarkan di Australia dan Belanda. "Setiap bulan rata-rata 300 lembar kain tenun gedog kami ekspor ke berbagai negara," katanya.

Sedangkan di dalam negeri sendiri, menurut dia kain tenun ini memiliki pasar di Jakarta, Bali, dan Batam.

Ia mengatakan kain tenun gedog dibuat dengan bahan baku utama berupa kapas yang dipintal menjadi benang. "Benang ini yang kemudian ditenun," katanya.

Menurut dia, harga kain tenun ini bervariasi, tergantung keaslian kain, dan pewarnaannya. "Harganya antara Rp60 ribu hingga Rp1 juta per lembar," katanya.

Uswatun Hasanah mengatakan yang membedakan antara tenun gedog dengan tenun lainnya adalah dari bahan bakunya. "Tenun gedog terbuat dari kapas putih dan kapas cokelat yang ditanam sendiri oleh warga setempat, kemudian kapas itu dipintal menjadi benang, dan selanjutnya ditenun," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar warga Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memiliki keterampilan menenun, terutama di kalangan orang tua. "Tenun gedog ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang warga di daerah itu, dan bahkan hampir setiap warga setempat memiliki alat untuk menenun yang digunakan secara manual," katanya.

Sedangkan pewarnaan kain tenun gedog, menurut dia masih menggunakan pewarna alami yang bahan bakunya diambil dari alam. "Kami masih menggunakan pewarna alami, karena bahan pewarna ini ramah lingkungan," katanya.

Menurut dia, konsumen kain tenun gedog banyak yang menyukai kain dengan pewarna alami.

Hal yang memprihatinkan, kata Uswatun, perajin kain tenun gedog saat ini mulai berkurang jumlahnya, karena sebagian beralih menekuni kerajinan batik.

"Saat ini sebagian besar perajin kain tenun gedog beralih menekuni kerajinan batik, karena peralatan maupun bahan baku untuk pembuatan kain batik lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan kain tenun gedog," katanya.
Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono | Sumber : ANT