27 November 2010

Pulau Kabaena, Pusat Kerajaan Moronene

Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.



Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) di masa lampau merupakan pusat Kerajaan Moronene, salah satu etnis di Sultra.

"Benteng Tawulagi, tempat pelantikan mokole (raja), merupakan bukti kuat bahwa Kabaena pernah menjadi pusat Kerajaan Moronene," kata tokoh budaya Kabaena, Abdul Majid Ege, di Kendari, Kamis (25/11/2010).

Menurut Madjid, ada beberapa benteng penunjang benteng utama Tawulaagi, yaitu Benteng Doule, Tontowatu, Mataewolangka dan Tuntuntari.

"Benteng Tawulagi merupakan tempat pelantikan mokole, mataewolangka tempat mengintai musuh dari arah selatan, Benteng Doule tempat mengintai dari arah barat dan utara dan dua benteng penunjang lainnya masing-masing tuntuntari dan tontowatu merupakan tempat mengintai dari arah timur," katanya.

Di wilayah daratan tenggara Sulawesi sebagai asal muasal etnis Moronene Kabaena, tidak ditemukan benteng seperti di Kabaena.

Itu membuktikan pusat Kerajaan Moronene memang di Kabaena, bukan di wilayah daratan. Di Benteng Tawulagi, kata Abdul Majid Ege, selain masih tampak batu besar dan agak tinggi tempat melantik Mokole, juga terdapat sebuah meriam besar. Dulu, kemungkinan besar untuk melawan penjajah Belanda maupun Tobelo.

"Tobelo merupakan sekelompok orang pada zaman dulu yang kerjanya sebagai perompak laut, bahkan tidak segan-segan merampas dan membunuh warga di daratan," katanya.
Menurut Abdul Madjid, benteng-benteng di Kabaena diperkirakan didirikan pada tahun 1600-an yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan tempat bertahan dari para musuh.


http://oase.kompas.com/read/2010/11/26/00505070/Pulau.Kabaena..Pusat.Kerajaan.Moronene

Gamelan di Universitas Terkemuka AS

Grup gamelan asal Bandung, Jawa Barat, Kyai Fatahillah, berkolaborasi dengan kelompok gamelan dari Belanda, Ensemble Gending, dalam Yogyakarta Gamelan Festival 2010 di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (16/7) malam. Selain Belanda, festival gamelan yang memasuki tahun ke-15 tersebut juga disemarakkan oleh penampilan grup gamelan dari Singapura dan Amerika Serikat.

Hampir semua universitas terkemuka di Amerika Serikat memiliki program studi gamelan Indonesia, sehingga tidak mengherankan banyak ahli musik tradisional ini di luar negeri, kata mantan Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, Prof Dr I Wayan Rai S.

"Gamelan Bali yang ada di Amerika Serikat ada 15 jenis dan sekarang ini terus bertambah dari gemalan Jawa, Sunda dan lain-lain," kata I Wayan Rai S pada seminar Mabarung Gong Kebyar yang diselenggarakan ISI Solo, Jumat.

Gamelan berada di luar negeri sejak tahun 1800-an dibawa oleh para kolonial atau bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah di Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika sekarang telah ada di mana-mana, tambah Guru Besar Komposisi Musik ISI Solo Prof Dr R.Supanggah.

"Gamelan sekarang ini tidak hanya berkembang di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, tetapi juga Australia, Afrika dan bahkan sekarang Asia. Memang gamelan suatu unggulan yang berhasil keluar pagar Indonesia dan ini bisa diterima di kalangan para musisi pada umumnya," katanya.

Di Amerika Serikat, lanjutnya, sekarang ini ada sekitar 600 perangkat gamelan, sehingga tidak mengherankan kalau setiap universitas terkemuka di negara ini memiliki program studi gamelan Indonesia.

Sebenarnya melalui gamelan ini juga merupakan salah satu konsep perekat bangsa ini, karena berdasarkan data yang ada tahun 1870 berbagai musik di Nusantara termasuk di antaranya gamelan telah pentas berkolaborasi di Paris, katanya.

"Jadi seni sebagai alat pemersatu bangsa ini tidak hanya sekarang saja, sejak dulu sudah terjadi dan dilakukan oleh para pendahulu kita dan ini ada bukti-buktinya sampai sekarang," paparnya.

Pada tahun 1870 ada serombongan seniman yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara ini pentas bersama di Paris, dan waktu itu sedang terjadi adanya revolusi industri, katanya.

Menyinggung hasil karya musik sekarang yang jarang menjadi monumental, Supanggah mengatakan bahwa yang disentuh hanya pada seninya saja, sedangkan budayanya jarang disentuh, akibatnya hasil karya seni tersebut hanya enak dinikmati sementara tidak sampai rasa.

http://oase.kompas.com/read/2010/11/26/23120466/Gamelan.di.Universitas.Terkemuka.AS

19 November 2010

Astronom RI Temukan Planet Alien Galaksi Lain

Temuan Planet HIP 13044b memberi gambaran nasib masa depan Bumi dan tata surya.


Para astronom telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.

Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa, La Silla Observatory di Chile.

Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.

Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.

"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010. "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."

Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science edisi 18 November.

Ukuran planet ini 25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044 yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.

Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.

HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya. Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.

Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.

"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.

"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."

Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.

Sekilas tentang Johny Setiawan

Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.
Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.

Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.


vivanews

17 November 2010

Indonesia Juarai Olimpiade Robot

Indonesia meraih kemenangan gemilang dengan menempati posisi juara pertama dan berhak meraih medali emas untuk katagori Robot Soccer pada World Robotic Olympiad (WRO) yang berlangsung di SMX Convention Center Hall, Manila, Filipina.

Keterangan yang diperoleh dari Mikrobot Experience Center di Jakarta, Rabu (17/11), menyebutkan, Indonesia mengirim 11 tim dalam kompetisi robot itu. Tim terdiri atas siswa SD, SMP, SMA dan tim Robot Soccer. "Dari 11 tim yang kita kirim, tim Robot Soccer yang berhasil meraih juara," kata Paula dari Mikrobot Experience Center.

World Robotic Olympiad yang diselenggarakan pada 6 November 2010 adalah kegiatan internasional yang diselenggarakan setiap tahun. Pelombaan ini dibuka untuk siswa SD hingga mahasiswa perguruan tinggi. Kegiatan ini merupakan puncak acara kompetisi tingkat nasional yang sudah diikuti sebelumnya oleh seluruh peserta dari masing-masing negara.

WRO tahun ini diikuti 700 peserta dari 22 negara, sedangkan Indonesia mengirim 38 peserta yang terbagi dalam 11 tim untuk mengikuti Regular Categori dan Robot Soccer Categori. Peserta WRO yang mewakili Indonesia adalah pemenang dan sebagian peserta yang ikut kegiatan Indonesia Robotic Olympiad 2010 yang diselenggarakan di Gedung BPPT Jakarta pada 14 Agustus 2010.

Tahun ini merupakan ke-7 diselenggarakan WRO. Pada katagori Robot Soccer, tim Indonesia harus bersaing dengan 20 tim dari negara lain dan bisa meraih juara pertama. Sebelumnya, pada WRO 2009, Indonesia meraih juara 2, 3 dan 5. WRO pada 2011 diselenggarakan di Abu Dhabi. Tim Indonesia bertekad kembali meraih prestasi.

Sejumlah prestasi telah diraih Indonesia dalam berbagai kompetisi rombot internasional. Tim Robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) berhasil mempertahankan gelar sebagai jawara di RoboGames. Robot DU 114 berhasil menggondol emas untuk kategori open fire fighting autonomous robot.

RoboGames 2010 digelar di San Mateo County Event Center, Amerika Serikat, pada 24-25 April 2010. Tim Robot Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi Sepuluh November juga mengikuti kontes robot internasional ABU Asia Pacific Robot Contest 2010 pada 20-21 September 2010 di Kairo, Mesir. Tim robot ini pernah menjadi juara pertama di Fukushima, Jepang pada tahun 2000. (Ant/vg/OL-8)

media indonesia

16 November 2010

Angklung Resmi Warisan Budaya Dunia

Alat musik angklung segera dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia pada 18 November 2010 mendatang di Nairobi, Kenya.

"Pada 18 November 2010 nanti, angklung akan diresmikan menjadi warisan budaya dunia," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Wardiyatmo, di Jakarta, Selasa.
Pengukuhan tersebut akan dilakukan di Nairobi, Kenya, dalam sidang UNESCO, Kamis, 18 November 2010.

Pihaknya telah mengirimkan duta yang dipimpin Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film (NBSF) Kemenbudpar untuk menyaksikan langsung pengukuhan angklung sebagai warisan budaya dunia. "Ke depan, kita targetkan warisan dunia milik Indonesia yang diakui UNESCO akan semakin banyak," katanya.

Pengukuhan angklung oleh badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia itu berarti akan menyusul batik, wayang, dan keris yang sebelumnya telah lebih dahulu dikukuhkan.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengupayakan berbagai hal untuk dapat mencatatkan angklung sebagai warisan budaya dunia.

Perjuangan tersebut telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu hingga akhirnya angklung akan segera diakui masuk dalam "Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity".

Pihaknya mencatat warisan dunia sampai saat ini sudah sebanyak 890 situs dengan 689 berupa warisan budaya, 176 warisan alam, dan 25 campuran antara warisan budaya dan warisan alam. "Di antara jumlah itu, warisan dunia yang dimiliki Indonesia sudah sebanyak 11 buah," katanya.

Dari 11 warisan dunia yang dimiliki Indonesia sebanyak 4 di antaranya berupa alam, 3 cagar budaya, dan 4 karya budaya takbenda.
Untuk warisan dunia berupa alam terdiri dari Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Lorentz, Papua, dan hutan tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan).
Sementara untuk cagar alam yakni Kompleks Candi Borobudur yang diakui UNESCO sejak 1991, Kompleks Candi Prambanan (1991), dan situs prasejarah Sangiran.

Karya budaya takbenda milik Indonesia yang sudah dan akan diakui UNESCO yakni wayang (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2003), keris (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2005), batik (representatif list of the intangible cultural heritage of humanity, 2009), dan angklung (representative list of the intangible cultural heritage of humanity, 18 November 2010).
ANTSumber

10 November 2010

Istri Presiden Austria Kagumi Budaya Indonesia

Istri Presiden Austria, Margit Fischer, mengagumi tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia yang beragam, dari seluruh Nusantara.

Margit, yang mendampingi suaminya, Heinz Fischer, dalam kunjungan kenegaraan tiga hari di Indonesia, diajak Ani Yudhoyono mengamati warisan budaya dalam bentuk kain tradisional, perhiasan, dan juga budaya lokal seperti wayang kulit yang dipamerkan di lantai dua Wisma Negara, Jakarta, Rabu (10/11).

Dipandu Ani Yudhoyono dan istri menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang tergabung dalam Solidaritas Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Margit berjalan berkeliling mengamati peninggalan budaya yang berusia ratusan tahun seperti kain batik, songket Palembang, dan juga tenun ikat Nusa Tenggara.

Dipamerkan juga perhiasan peninggalan jaman perunggu dari daerah Kutai Kertanegara, aksesoris khas Suku Dayak, serta alat musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur.

Margit juga berkesempatan membatik di selembar kain dengan dituntun oleh seorang perajin dari Museum Tekstil, Jakarta.

Margit tampak antusias menyimak setiap penjelasan tentang budaya lokal Indonesia dan mengamati dari jarak dekat setiap benda yang dipamerkan.

Usai meninjau pameran warisan budaya Indonesia, Margit bersama dengan suaminya menghadiri jamuan makan siang kenegaraan di Istana Negara, Jakarta.

Presiden Austria bersama dengan istri berada di Indonesia sejak 9 November 2010. Upacara penyambutan kenegaraan serta pertemuan bilateral sudah dilangsungkan pada 9 November 2010 yang menghasilkan kesepakatan bersama tentang peningkatan kerjasama dialog antar umat beragama.

Indonesia dan Austria juga sepakat bekerjasama dalam pengembangan energi ramah lingkungan serta meningkatkan perdagangan dan investasi.

Namun, jamuan kenegaraan baru diselenggarakan pada Rabu siang karena pada Selasa sore Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

Pameran budaya yang dikunjungi oleh Margit juga dikunjungi oleh istri Obama, Michelle, pada Rabu sore. [TMA, Ant]

sumber gatra

Indonesia, Calon Kekuatan Ekonomi Baru Dunia

Morgan Stanley: PDB Indonesia bakal mencapai US$800 miliar atau Rp7.200 triliun.

Optimisme tentang masa depan ekonomi Indonesia kian mengemuka. Apalagi, setelah sejumlah lembaga dan institusi bergengsi dunia mulai memasukkan negeri ini sebagai calon kekuatan ekonomi baru di masa yang akan datang.

"Saya melihat, Indonesia bukan sekedar berpotensi masuk kelompok BRIC, tetapi bisa menggeser posisi Rusia," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan di Jakarta, Selasa, 2 November 2010.

BRIC adalah akronim yang dipopulerkan oleh Goldman Sachs Group pada 2001, merujuk pada empat negara calon kekuatan ekonomi baru dunia pada 2020. BRIC kepanjangan dari Brazil, Rusia, India dan China. Total produk domestik bruto (PDB) BRIC diperkirakan mencapai US$30,2 triliun atau melampaui PDB tujuh negara industri maju (G-7) pada 2027. Bahkan, BRIC
akan menjadi kekuatan ekonomi paling dominan pada 2050.

Namun, BRIC dianggap belum mencerminkan potensi kekuatan ekonomi yang lebih luas, termasuk sejumlah negeri berkembang. Untuk mengakomodasinya, Goldman Sachs membuat istilah baru, yakni Next11. Ini mencakup Indonesia, Turki, Korea Selatan, Meksiko, Iran, Nigeria, Mesir, Filipina, Pakistan, Vietnam dan Bangladesh.

Morgan Stanley malah mengusulkan tambahan Indonesia pada BRIC menjadi BRICI. Alasannya, dalam lima tahun ke depan, lembaga terkemuka ini memperkirakan PDB Indonesia bakal mencapai US$800 miliar.

Senada dengan itu, majalah bergengsi The Economist, pada Juli 2010 juga memasukkan Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi baru pada 2030 di luar BRIC. The Economist mengenalkan akronim baru dengan sebutan CIVETS, kepanjangan dari Colombia, Indonesia, Vietnam, Egypt, Turkey dan South Africa. The Economist memperkirakan PDB enam negara ini rata-rata akan tumbuh 4,5 persen per tahun selama 20 tahun ke depan.
"Kemunculan CIVETS akan mempercepat pergeseran ekonomi global ke wilayah Timur dan Selatan," tulis Economist.

Kini, proyeksi sejumlah lembaga asing tersebut mulai bergema di Jakarta. Dalam sebuah forum diskusi bertema "Indonesia The Next I in BRICI?" yang digelar di Jakarta, kemarin, sejumlah petinggi dan eksekutif menyuarakan optimistisme serupa.

"Indonesia memiliki semua prasyarat untuk masuk jajaran elit BRIC. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menambahkan 'I' pada akronim BRIC untuk menjadi BRICI," kata Wakil Direktur Bank Mandiri Riswinandi. "Sebab, label ini jadi acuan investor asing menanamkan modal mereka."

Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri, Mirza Adityaswara, ada sejumlah alasan mengapa Indonesia layak disejajarkan dengan negara BRIC. Pertama, wilayah Indonesia tergolong luas hingga lebih dari 3 juta km2. Kedua, potensi pasar RI besar dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa. Ketiga, memiliki kekayaan sumber daya alam, bahkan produsen nomor satu minyak sawit mentah, nomor dua timah dan eksportir besar batu bara.
Keempat, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun. Bahkan, RI menjadi satu dari tiga negara di dunia dengan pertumbuhan ekonomi positif pada 2008 bersama Cina dan India. Kelima, PDB per kapita Indonesia pada 2009 sekitar US$3.900 atau lebih baik dari India yang hanya US$2.900. Keenam, fiskal Indonesia tergolong sehat dengan defisit hanya 1,6 persen, lebih kecil dari defisit anggaran Rusia sebesar 6 persen, Brasil 3,3 persen, India 10 persen dan China 2,2 persen.

Bahkan, Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) memuji ekonomi RI cukup tangguh dalam menghadapi krisis global. PDB Indonesia pada 2009 sebesar 4,6 persen atau ketiga terbesar dalam kelompok negara G-20, setelah China dan India. "Situasi terkini memberi peluang unik bagi Indonesia untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan," kata Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria.

Namun, untuk mengejar impian sebagai negara berpengaruh di bidang ekonomi ada sejumlah syaratnya. OECD menyebutkan Indonesia harus serius menerapkan agenda reformasi, seperti perbaikan sistem pemungutan pajak, peningkatan efektivitas belanja negara, serta penegakan sistem hukum. "Subsidi energi Rp144 triliun pada 2010 harus dihapuskan bertahap," katanya. Dengan begitu, Indonesia punya anggaran lebih besar untuk membiayai infrastruktur yang kurang memadai.

Xavier Salai Martin, Chief Advisor dari World Economic Forum juga menyebutkan sejumlah syarat yang hampir sama agar Indonesia masuk jajaran ekonomi bergengsi. Syaratnya adalah perbaikan infrastruktur fisik, peningkatan mutu birokrasi, penegakan sistem hukum dan menjaga stabilitas ekonomimakro.
"Waspadai soal infrastruktur, jika tidak investasi, Indonesia takkan bisa mencapai pembangunan yang diharapkan." (kd)

• VIVAnews

02 November 2010

Indonesia Raih Emas Olimpiade Matematika

Putra-putri Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di ajang olimpiade matematika. Tim Indonesia yang pertama kali bergabung berhasil meraih satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu di kompetisi China West Mathematical Olympiad yang diselenggarakan di Taiyuan, China, akhir Oktober lalu.

Medali emas dipersembahkan Johan Gunardi (SMAK V Penabur Jakarta), sedangkan Stephen Sanjaya (SMAK I Penabur Jakarta) mendapat mendali perak. Adapun medali perunggu dipersembahkan Christa Lorensia S (SMP St Laurensia Tangerang) dan Ivan Koswara (SMAK Bintang Mulia Bandung).

China West Mathematical Olympiad merupakan kompetisi matematika tahunan yang diselenggarakan oleh China Mathematical Olympiad Commitee. Kompetisi ini berlangsung sejak tahun 2002. Peserta tahun ini berjumlah 104 orang.

Mereka berasal dari tujuh negara yakni Cina, Hongkong, Makau, Singapura, Kazakhstan, Filipina, dan Indonesia.
Seluruh aktivitas persiapan tim dilakukan di bawah naungan Surya Institute yang diketuai Fisikawan Yohanes Surya. Lidya dari Surya Institute, di Jakarta, Selasa (2/11/2010), mengatakan tim pelajar Indoensia telah kembali ke Tanah Air hari ini.

http://edukasi.kompas.com/read/2010/11/02/19260241/Indonesia.Raih.Emas.Olimpiade.Matematika-5